Kamis 27 Nov 2014 12:43 WIB

Hindari Sepak Bola Gajah, Ini Saran Eks Mafia Pengatur Skor

Red: Israr Itah
Wilson Raj Perumal, mantan mafia pengatur skor pertandingan sepak bola.
Foto: Tamas Kovacs/AP Photo
Wilson Raj Perumal, mantan mafia pengatur skor pertandingan sepak bola.

REPUBLIKA.CO.ID, BUDAPEST-- Membatasi taruhan online hanya untuk pertandingan di liga-liga top dunia akan membantu mengurangi pengaturan skor di sepak bola. Alasannya, semakin top sebuah liga, semakin sulit bagi para mafia untuk masuk mengatur hasil pertandingan.

Saran ini diutarakan oleh Wilson Raj Perumal dalam peluncuran buku yang menceritakan kisahnya sebagai anggota mafia pengatur skor pertandingan sepak bola berjudul 'Kelong Kings'. Kelong merupakan istilah orang Singapura untuk pengatur skor.

Buku 'Kelong Kings' dialihbahasakan ke dalam bahasa Hungaria dan diluncurkan pada Rabu (26/11). Perumal merupakan bagian dari sindikat pengatur skor sepak bola yang berpusat di Singapura. Setelah menjalani hukuman di Eropa, dia sekarang menetap di Hungaria.

"Hal terbaik untuk dilakukan adalah mengekang perjudian online," kata Perumal seperti dikutip AP. "Bahkan, lisensi yang diberikan kepada beberapa perusahaan, taruhan harus dibatasi hanya untuk liga tingkat tinggi yang tidak mudah rusak."

Gaji tinggi pemain di liga-liga top dunia, kata Perumal, akan membuat upaya menyuap terlalu mahal. Menurut dia, suatu hal yang gila bila mafia pertandingan mencoba mengatur hasil di liga top tanpa ia mendapatkan keuntungan finansial.

Bukan tanpa alasan Perumal memberikan saran ini. Pria 49 tahun ini bersama rekan-rekannya pernah mencoba menyuap kiper Birmingham Ian Bennett dalam pertandingan Piala FA melawan Liverpool pada Januari 1995. Dia juga mencoba menyogok penjaga gawang Chelsea Dmitri Kharine pada tahun yang sama dan kembali gagal.

Walaupun otoritas sepak bola seperti FIFA dan UEFA telah memperkenalkan beberapa langkah-langkah untuk mengurangi mafia pertandingan ini, Perumal berpendapat untuk menghentikan sepenuhnya adalah sesuatu yang saya tidak bisa diwujudkan saat ini.

Perumal mengatakan bahwa sepak bola di luar liga top bukanlah bisnis yang menjanjikan. Itu sebabnya pemilik dan pemain mengandalkan pemasukan dari pengaturan skor.

"Untuk tetap bertahan, beberapa klub dan beberapa pemain masih terlibat dalam pengaturan skor pertandingan, terutama" di daerah-daerah yang kurang berkembang di Eropa Timur dan Asia," katanya.

Ia memberikan contoh sebuah pertandingan di Hungaria dengan taruhan 250 ribu euro bisa dialihkan ke Asia untuk mendapatkan kepastian keuntungan. Caranya dengan menyuap lima pemain masing-masing 10 ribu euro. Hampir dipastikan, petaruh akan mendapatkan keuntungan besar berlipat ganda hanya dengan menyisihkan seperlima dari jumlah taruhan itu.

Sejak dipenjara pada 2011 di Finlandia, Perumal mengaku sudah keluar dari jaringan mafia pengatur skor pertandingan sepak bola. Ia mengatakan mengatakan bahwa sekarang dia hanya bertaruh 'untuk bersenang-senang'.

Kesaksian pria asli Singapura ini menyeret beberapa mafia kakap bekas mitranya di Asia Tenggara. Namun dia mengaku tidak merasa ada ancaman terhadap kehidupannya karena membongkar praktik hitam ini.

"Saya tidak berada di bawah perlindungan saksi," kata Perumal. "Jika seseorang ingin membalas dendam itu tidak di tangan saya. Saya menikmati hidupku dan tidak takut mati."

Perumal juga merupakan saksi kunci untuk penuntutan di pengadilan Hungaria yang melibatkan 12 terdakwa. Termasuk Tan Seet Eng, seorang warga Singapura yang juga dikenal sebagai Dan Tan. Ia diduga sebagai kepala sindikat kejahatan yang diduga mencurangi pertandingan di berbagai belahan dunia.

Perumal sebelumnya terlibat dalam pengaturan skor kualifikasi Piala Dunia 2010 di Afrika. Dia juga mengaku ikut campur tangan dalam beberapa hasil pertandingan Olimpiade Atalanta 1996 dan Olimpiade Beijing 2008.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement