REPUBLIKA.CO.ID, FERGUSON -- Polisi menangkap 15 orang pada Jumat (28/11), saat sebanyak 100 orang menghalangi lalu lintas di luar Kantor Polisi Lokal di Ferguson, Amerika Serikat.
Protes tersebut adalah yang paling akhir dalam reaksi karena tak dihukumnya personel polisi Darren Wilson, yang menembak dan menewaskan pemuda kulit hitam tanpa senjata yang berusia 18 tahun, Michael Brown, pada Agustus.
Tak seperti dalam banyak peristiwa selama satu pekan belakangan, polisi tidak menggunakan semprotan lada atau gas air mata untuk mengendalikan pemrotes. Mereka malah menggunakan pentungan dan pelindung anti-huru-hara untuk menjatuhkan pemrotes ke tanah, lalu menangkap beberapa pemrotes saat kumpulan pemrotes lain mundur.
Pengawal Nasional Militer Missouri dikerahkan untuk memberi dukungan kepada personel polisi, tapi tidak berada di garis depan. Sedikitnya jumlah pemrotes mungkin berkaitan dengan taktik polisi yang menutup beberapa jalan di permukiman bermasalah di sekeliling Canfield Drive, lokasi kematian Brown.
Seorang personel paramiliter memberitahu bahwa sekalipun seorang warga memiliki kartu tanda pengenal yang memperlihatkan ia tinggal di sana, mereka takkan bisa lewat. Kondisi diperkirakan membaik pada Sabtu, yang, ditambah dengan banyaknya penangkapan pada Jumat malam, mungkin meningkatkan ketegangan antara pemrotes dan polisi.