Ahad 30 Nov 2014 12:52 WIB

Ical: Saya tak Pernah Ajukan Diri Jadi Ketum Lagi

 Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie bersama Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golongan Karya Akbar Tanjung menggelar konferensi pers terkait penyenggelaraan Munas ke-7 Partai Golkar di Jakarta, Selasa (25/11) malam. (Republika/Wihdan)
Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie bersama Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golongan Karya Akbar Tanjung menggelar konferensi pers terkait penyenggelaraan Munas ke-7 Partai Golkar di Jakarta, Selasa (25/11) malam. (Republika/Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketum Golkar, Aburizal Bakrie, menjelaskan dirinya tidak pernah mengajukan diri menjadi ketua umum lagi untuk memimpin partai tersebut. Dirinya  pada dasarnya lebih ingin aktif dalam aktifitas yang lain.

“Tapi, semua DPD I & lebih dari 3/4 DPD II, juga 7 dr 10 ormas/sayap minta saya kembali pimpin,” ujarnya dalam cuitan twitter melalui akunnya @aburizalbakrie, Ahad (30/11).

Suara dan dukungan banyak pihak itu dinilainya tidak bisa diabaikan. Pihaknya maju kembali menjadi ketum Golkar. Pihaknya tidak berkeinginan menghalalkan berbagai cara. “Soal tuduhan saya berambisi jadi ketum dengan menghalalkan segala cara, atau mengubah aturan agar menguntungkan saya, itu tidak benar,” imbuhnya.

Sebanyak 38 dari 44 peserta Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Golkar di Yogyakarta mendesak Aburizal Bakrie mencalonkan diri pada musyawarah nasional akhir Januari 2015. "Hampir seluruh peserta Rapimnas Partai Golkar menginginkan Pak Aburizal Bakrie maju kembali. Sebaiknya aspirasi itu dilaksanakan Pak Aburizal," kata Wakil Ketua Umum Partai Golkar Fadel Muhammad.

Fadel sendiri menyatakan mendukung Aburizal kembali mencalonkan diri pada Munas Partai Golkar. Dia menyatakan mengalah tidak mencalonkan diri pada Munas Partai Golkar karena Aburizal kembali mencalonkan diri. "Dari timur Indonesia ada 11 wilayah yang mendukung saya, tetapi saya memutuskan untuk mendukung Pak Aburizal. Saya pikir, Pak Aburizal masih layak memimpin Partai Golkar," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement