REPUBLIKA.CO.ID, Nusa Dua, Bali -- Bakal calon ketua umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto mengatakan dirinya tidak akan membentuk partai baru apabila kalah bersaing di Musyawarah Nasional (munas) ke IX.
Bagi Airlangga Golkar harus tetap utuh siapapun pemimpin yang akan terpilih. "Bagi saya Golkar hanya satu. Tidak akan membuat partai baru," kata Airlangga kepada wartawan di lokasi munas, Hotel Westin Nusa Dua, Bali, Ahad (30/11) malam.
Namun begitu Airlangga menilai penyelenggaraan munas Bali sarat kejanggalan. Dia mengatakan tidak seluruh peserta mendapatkan materi yang akan dibahas dalam munas. Menurutnya panitia pelaksana munas hanya memberikan materi munas kepada para pendukung Aburizal (Ical). "Pelaksana kegiatan lakukan perbedaan perlakuan terhadap siapa yang dianggap satu nafas," ujarnya.
Airlangga juga mengeluhkan sikap panitia pelaksana terhadap kader yang kritis dengan kepemimpinan Ical. Menurutnya para pengurus DPP yang kritis tidak mendapat undangan sebagai peserta. Mereka hanya diundang sebagai panitia atau bahkan peninjau munas.
Padahal status peserta, panitia, dan peninjau berkaitan dengan hak suara yang akan diberikan untuk memilih ketua umum. Hanya peserta yang memiliki hak suara. "Teman-teman yang vokal statusnya diturunkan dari peserta menjadi panitia dan peninjau," kata Airlangga.
Meski mengakui ada kejanggalan, Airlangga mengatakan dirinya akan tetap maju sebagai calon ketua umum. Dia beralasan memiliki kewajiban mengawal proses demokrasi selama munas.
Airlangga memastikan akan mempersoalkan kejanggalan ini dalam forum pembahasan tata tertib munas. "Saya harus kawal agar proses demokratis terjaga," ujarnya.