REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pengguna KRL terpaksa melaksanakan salat maghrib di teras sebelah loket tiket stasiun Juanda, Jakarta Pusat. Sebabnya, mushola yang disediakan tidak mampu menampung jumlah pengguna KRL yang ingin melaksanakan salat ketika matahari terbenam itu.
Pantauan Republika pada Senin (1/12), terlihat sekitar 70 pria melaksanakan salat di teras sebelah loket tiket Commuter. Tidak ada sajadah. Mereka salat dengan menggunakan jaket sebagai alas lantai.
Salat berlangsung secara berjamaah. Seorang imam memimpin jalannya salat berjamaah ini. Ketika salat selesai, mereka hanya berzikir sebentar, lalu langsung bubar agar bergantian salat dengan jamaah berikutnya. Mushola yang disediakan pihak stasiun hanya mampu menampung sekitar 10 hingga 20 orang. Sedangkan jumlah muslim yang hendak melaksanakan salat maghrib cukup banyak.
Pengguna KRL, Miftah, menyesalkan kondisi stasiun yang tidak mampu menampung pengguna KRL yang hendak melaksanakan salat berjamaah. “Disayangkan sekali,” imbuhnya, kepada Republika. Seharusnya disediakan ruang untuk salat yang lebih besar.
Selain itu pihaknya mengeluhkan kondisi toilet yang tidak higienis, sedikit berlumpur, dan bau. “Seharusnya tidak seperti ini,” papar Miftah. Toilet yang bersih menjadi barometer kesucian. Jangan sampai seseorang yang sudah berwudhu kemudian terkena percikan air najis akibat kotoran di toilet tersebut.