Kamis 04 Dec 2014 05:32 WIB

ASEAN Setara Uni Eropa, Pengamat: Butuh Waktu Lama

ASEAN
Foto: AP
ASEAN

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Kawasan ASEAN memiliki lebih banyak perbedaan antarnegara anggotanya sehingga membutuhkan waktu lebih lama untuk mencapai integritas setara Uni Eropa.

"Oleh karena itu diperlukan keterhubungan yang lebih baik untuk memperlancar pertukaran pengetahuan dan keterampilan, sehingga mendorong munculnya industri-industri inovatif yang memiliki nilai lebih," kata Mark Billington kata Direktur Regional ICAEW Asia Tenggara Mark Billington, dalam keterangan tertulis Institute of Chartered Accountants in England and Wales (ICAEW) yang diterima di Jakarta, Kamis (4/12).

Ia mengatakan, hasil yang akan didapatkan tidak hanya untuk periode jangka panjang, melainkan akan segera dirasakan negara-negara Asia Tenggara. "Integrasi fisik yang lebih baik, seperti konstruksi rel kereta api kecepatan tinggi yang menghubungkan Kuala Lumpur dan Singapura, akan membantu membangun tautan-tautan ekonomi," kata Billington.

Kepala Pakar Ekonomi ICAEW Douglas McWilliams mengatakan bahwa para pemimpin ASEAN telah mengambil langkah-langkah tentatif sesuai langkah yang telah diambil oleh Uni Eropa (UE) untuk menyelaraskan peraturan produk di seluruh wilayahnya. "Mereka menyediakan sebuah kerangka kerja bagi para anggotanya agar dapat memutuskan apakah mereka ingin mendapatkan pengakuan bersama," katanya.

Ia mengatakan, dengan keinginan politik yang kuat sekalipun, penyelarasan peraturan dan standar tetaplah sebuah proses yang rumit. "Upaya-upaya UE dalam menyelaraskan standar dan peraturan dimulai pada tahun 1998, baru sekarang hampir selesai untuk perdagangan barang," kata McWilliams.

Selain area perdagangan bebas, ia mengatakan sasaran utama lain dari integrasi regional adalah tercapainya pasar umum di mana modal dan tenaga kerja dapat bergerak lebih bebas melintasi batas negara.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement