REPUBLIKA.CO.ID, GAZA-- Proyek skala besar pertama untuk membersihkan puing-puing di jalur Gaza pasca perang antara Israel dan Hamas mulai dilakukan, Rabu (3/12). Berton-ton puing diangkut sebagai langkah awal membangun kembali jalur Gaza.
Proyek dilakukan di kota tetangga Gaza, Shejaiya yang hancur karena perang pada Juli hingga Agustus itu. Para pekerja menggunakan bulldozer dan mesin lainnya untuk menghancurkan dan mengangkut puing.
Pekerja lainnya menggunakan rompi berneon sibuk mengurus batang-batang bangunan untuk digunakan kembali. Gerobak yang ditarik kuda tampak berlalu lalang membawa karung semen untuk memperbaiki tempat tinggal yang rusak.
Menteri Pekerjaan Umum Palestina Mufeed Al Hasayneh mengatakan perang 50 hari itu meninggalkan 2,5 juta ton puing-puing di Jalur Gaza. Puing berasal dari sekitar 100 ribu gedung yang hancur akibat serangan dari dua belah pihak.
Swedia mendonasikan dana sebesar 3,2 juta dollar AS melalui PBB untuk membangun kembali Gaza. Dana tersebut rencananya akan digunakan untuk membersihkan 140 ribu ton puing di Shejaiya dalam waktu satu tahun.
Selain gedung, PBB mengatakan setidaknya 18 ribu rumah hancur. Pembangunan kembali Gaza baru dimulai karena pengiriman bahan bangunan terlambat. Mekanisme pembangunan rumah yang disponsori oleh PBB memungkinkan warga bisa mendapatkan semen dan baja dari kementerian melalui voucher.
''Ini adalah cara yang sulit karena perjalanan masih panjang,'' kata Al Hasayneh, dikutip AP. Jenderal Konsul Swedia di Yerusalem Ann Sofie Nilsson mengumumkan dana 3,4 juta dolar AS akan digunakan untuk membangun 1.500 rumah yang hancur.
Warga Gaza, Nabil Al Deeb (51 tahun) yang rumahnya hancur karena perang Gaza mengatakan ia ingin pembersihan puing dilakukan secepatnya. ''Sejauh ini, kami tidak punya akomodasi. Kami hidup dengan menyewa tempat dan tak ada yang peduli pada kami,'' kata dia.