REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kemunculan nabi palsu di Indonesia bukan yang pertama kalinya sebelum kehadiran seorang Guru Bantil alias syeh Muhammad, warga Kampung Rantau Bemban, Sangatta, Kutai Timur, Kalimantan Timur yang mengaku sebagai nabi utusan Tuhan baru-baru ini.
Ketua Yayasan Inspirasi Muda Bogor (IMAGO) Lholis Wardan mengatakan kecenderungan bermuculannya nabi-nabi palsu itu bisa disebabkan beberapa faktor. "Pertama karena pemahaman agamanya yang tidak mencukupi pastinya. Kedua karena motif ekonomi," ujarnya kepada ROL, Kamis (4/12).
Ketidakpahaman Islam secara menyeluruh itu, terbukti dari ketidakpercayaan nabi palsu tersebut akan Nabi Muhammad SAW sebagai nabi terakhir. Tidak hanya itu, bila pemahaman Islamnya juga baik, maka tidak akan melakukan hal menyimpang dari agama.
Motif Nabi palsu juga menurutnya bisa disebabkan keinginan kuat agar diterima dan menjadi perhatian di masyarakat. Padahal untuk diterima menurut dia, tidak selalu dengan menyebarkan ajaran menyimpang. Kedua, juga dikarenakan motif ekonomi.
"Karena nabi palsu biasanya tidak hanya dapat pendukung banyak tapi juga sumbangan," katanya.
Seperti diketahui, guru bantil alias syeh Muhammad itu juga kerap memungut 'zakat' dari masyarakat. Dikabarkan pula nabi palsu tersebut tak jarang bahkan mencium seorang perempuan yang sudah bersuami dan tentu bukan merupakan muhrim dirinya. Guru bantil tersebut saat ini telah ditahan di Rutan Tenggarong.