REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA--Dua kapal perang baru jenis "Multi Role Light Fregate" yakni KRI Bung Tomo-357 dan KRI Usman-Harun-359 resmi bergabung sebagai kapal perang TNI Angkatan Laut dan memperkuat jajaran Komando Armada RI Kawasan Timur.
Pengukuhan kapal perang buatan Inggris itu dilakukan melalui upacara militer yang dipimpin Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Dr Marsetio di Dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya, Jatim, Kamis.
Selain ahli waris pahlawan nasional Bung Tomo, Usman Janatin bin H Ali Hasan dan Tohir bin Said (Harun), acara tersebut juga dihadiri jajaran Pangkotama TNI AL, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dan Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf.
KRI Bung Tomo-357 dan KRI Usman Harun-359 masing-masing diawaki 85 orang prajurit, terdiri atas 17 perwira, 40 bintara dan 28 tamtama.
Kedua kapal perang MRLF jenis korvet untuk patroli lepas pantai itu tiba di Indonesia pada pertengahan September 2014. Saat ini, KRI Bung Tomo-357 dikomandani Kolonel Laut (P) Yayan Sofiyan dan KRI Usman Harun-359 dikomandani Kolonel Laut (P) Didong Rio Duta.
"Pemilihan nama Bung Tomo dan Usman-Harun bertujuan membangkitkan semangat patriotisme para prajurit TNI AL serta segenap rakyat Indonesia pada umumnya," kata Laksamana Marsetio, usai upacara pengukuhan tersebut.
Menurut KSAL, upacara pengukuhan kapal perang merupakan tradisi Angkatan Laut yang berlaku di seluruh negara di dunia, sementara tempat pengukuhan dipilih yang terdekat dengan tanah kelahiran pahlawan yang namanya dipakai untuk nama kapal perang tersebut.
Surabaya sengaja dipilih sebagai tempat pengukuhan dua kapal perang tersebut, mengingat lokasinya berdekatan dengan tanah kelahiran pahlawan nasional Bung Tomo, Usman dan Harun.
Dalam waktu dekat ini, TNI AL juga akan melakukan pengukuhan serupa pada kapal perang sejenis yakni KRI Jhon Lie-358 di Bitung, Sulawesi Utara, tempat kelahiran pahlawan nasional, John Lie.
"TNI AL akan mengoptimalkan peran ketiga kapal perang baru ini untuk mengawal semangat bahari dan mewujudkan program pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia," tambah Marsetio.
Sebagai kapal patroli, ketiga kapal perang itu dilengkapi sejumlah peralatan modern dan persenjataan canggih, antara lain radar navigasi, 'radar surveillance' untuk mendukung pengamatan udara, 'radar tracker' senjata.
Selain itu, terdapat satu meriam Oto Melara 76 mm, dua meriam MSI Defence DS 30B REMSIG 30 mm dan peluncur 'triple torpedo BAE System 324 mm' untuk perang atas dan bawah air, serta dilengkapi 16 tabung peluncur peluru kendali permukaan.