REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK-- Misi PBB di Liberia (UNMIL) pada Kamis (4/12) mengatakan seorang anggota personel militernya telah diperiksa positif tertular Penyakit Virus Ebola, kata seorang juru bicara PBB kepada wartawan di Markas PBB.
Juru bicara itu menambahkan personel tersebut menjalani perawatan di satu Unit Perawatan Ebola di Monrovia, Ibu Kota Negara Afrika Barat. Dalam taklimat harian kepada pers di Markas PBB, New York, Stephane Dujarric mengatakan pemimpin Misi itu, Karin Landgren, pada Kamis, berkata, "UNMIL telah melakukan tindakan segera guna mencegah penularan lebih lanjut."
Liberia adalah salah satu dari tiga negara di Afrika Barat yang paling parah dilanda wabah Ebola awal tahun ini. Dua negara yang lain adalah Sierra Leone dan Guinea.
"Sejalan dengan protokol ajek Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tim medis UNMIL telah melancarkan pelacakan kontak segera dan kuat bahwa semua orang mengadakan kontak dengan orang itu saat ia mengalami gejala telah diperiksa dan dikarantinakan," kata Dujarric.
"Enam-belas kontak telah diidentifikasi setakat ini. Semua daerah tempat orang tersebut diketahui pernah berada saat mengalami gejala sekarang telah didekontaminasi," kata Dujarric.
"Itu adalah kasus Ebola ketiga pada Misi tersebut --satu kasus sebelumnya dikonfirmasi dan dan satu kasus lagi yang masih dugaan, yang tak bisa dikonfirmasi, keduanya mengakibatkan kematian anggota staf itu masing-masing pada 13 Oktober dan 25 September," kata juru bicara tersebut.
Utusan Khusus Sekretaris Jenderal PBB mengenai Ebola, David Nabarro berada di Bamako, Mali, pada Rabu (3/12). Ia membahas situasi saat ini dan tindakan yang dilakukan selama serangkaian pertemuan dengan presiden Mali, menteri kesehatan dan kesehatan masyarakat, dan wakil lain pemerintah, serta Misi PBB bagi Reaksi Darurat Ebola (UNMEER) di Mali Dr. Ibrahima Soce Fall --Wakil Misi Stabilisasi Terpadu Banyak Dimensi di Mali (MINUSMA), WHO dan Program, Dana dan Lembaga PBB.