REPUBLIKA.CO.ID, KAMPALA - Uganda melaporkan sembilan kasus Ebola baru pada Ahad (23/10/2022) waktu setempat di wilayah Kampala. Total kasus Ebola di negara tersebut menjadi 14 hanya dalam dua hari terakhir.
"Sembilan kasus tersebut merupakan kontak dari kasus fatal yang berasal dari Kabupaten Kassanda dan meninggal di RS Mulago," kata Menteri Kesehatan Uganda Jane Ruth Aceng, Senin (24/10/2022).
Jumlah kasus positif kemungkinan bisa terus bertambah. Penularan pertama di Kampala ini terjadi hanya berselang beberapa hari usai kementerian informasi mengatakan bahwa wabah Ebola di Uganda sudah terkendali dan diperkirakan berakhir pada penghujung 2022.
Pemerintah Uganda menerapkan kebijakan karantina wilayah selama tiga pekan di distrik Mubende dan Kassanda di Uganda tengah, pusat penyebaran virus Ebola varian Sudan. Secara total, Pemerintah Uganda mencatat kasus Ebola telah menginfeksi 65 orang dan menewaskan 27 orang.
Sementara itu, Menteri Negara Informasi, Komunikasi, Teknologi, dan Bimbingan Nasional Godfrey Kabbyanga mengatakan, Uganda akan mulai mendistribusikan bantuan darurat kepada masyarakat yang terkena dampak dari pencegahan Ebola mulai pekan ini.
Ia mengatakan, komunitas penerima manfaat adalah mereka yang berada di pusat wabah, distrik Mubende dan Kassanda. Kedua distrik itu akhir pekan lalu dikunci total dalam upaya menahan penyebaran penyakit mematikan itu.
"Kantor Perdana Menteri akan mendistribusikan makanan bantuan kepada kelompok rentan termasuk pedagang pasar, sopir taksi, dan operator salon," kata Kabbyanga dikutip laman Xinhua, Senin (24/10/2022).
Menteri mengatakan beberapa tindakan penahanan telah dilonggarkan karena tingkat infeksi turun. Dia mengatakan pengendara boda boda di distrik yang dikunci telah diizinkan untuk bergerak tetapi hanya membawa barang bawaan dan bukan penumpang. Kendati begitu menteri mendesak masyarakat untuk tetap waspada untuk memastikan bahwa epidemi dihilangkan dalam waktu sesingkat mungkin.
Ebola menyebar melalui cairan tubuh, dengan gejala umum demam, muntah, pendarahan dan diare. Wabah sulit dikendalikan terutama di lingkungan perkotaan.
Kematian terakhir yang tercatat di Uganda dari wabah Ebola sebelumnya adalah pada 2019. Strain tertentu yang sekarang beredar di Uganda dikenal sebagai virus Ebola Sudan, yang saat ini belum ada vaksinnya. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan uji klinis dapat dimulai dalam beberapa minggu pada obat-obatan untuk memerangi jenis itu.