Jumat 05 Dec 2014 21:35 WIB

Hentikan Kurikulum 2013, Mendikbud Surati Kepala Sekolah

Rep: Niken Paramita Wulandari/ Red: Bayu Hermawan
 Mendikbud Anies Baswedan memberikan keterangan pers terkait penghentian pelaksanaan kurikulum 2013 di Gedung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Jumat (5/12).(Republika/Agung Supriyanto)
Mendikbud Anies Baswedan memberikan keterangan pers terkait penghentian pelaksanaan kurikulum 2013 di Gedung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Jumat (5/12).(Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dasar, menengah dan Kebudayaan, Anies Baswedan segera menyurati kepala sekolah soal keputusan penghentian implementasi Kurikulum 2013. Ia akan mengirimkan surat penjelasan menteri yang berisi tiga pokok utama hasil evaluasi Kurikulum 2013.

"Insya Allah malam ini juga kita mengirimkan ke mereka untuk antisipasi semester genap. Mudah-mudah Senin sudah bisa diterima," ujar Anies dalam jumpa pers hasil evaluasi Kurikulum 2013 di Gedung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Jumat (5/12) malam.

Tiga poin utama yang menjadi putusan Mendikbud antara lain menghentikan pelaksanaan Kurikulum 2013 di sekolah yang baru menerapkan satu semester sejak Tahun Pelajaran 2014/2015 dan kembali ke Kurikulum 2006.

Kedua tetap menerapkan Kurikulum 2013 di sekolah yang sudah tiga semester menerapkannya dan menjadikan sekolah ini sebagai sekolah pengembangan dan percontohan. Sementara pemerintah terus memperbaiki Kurikulum 2013.

Dan keputusan terakhir, mengembalikan tugas pengembangan Kurikulum 2013 kepada Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Pengembangan kurikulum tidak ditangani oleh tim ad hoc yang bekerja jangka pendek.

Atas keputusan ini, Anies meminta sekolah untuk melakukan persiapan dan menjalankan keputusan. Keputusan ini berlaku untuk penerapan di semester genap tahun ajaran 2014/2015.

"Kurikulum dijalankan tanpa dievalusi lebih dulu. Karena itu muncul banyak keluhan. Kalau kita tunggu terlalu lama malah semakin masalah," tambahnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement