Selasa 09 Dec 2014 11:40 WIB

Harga Cabai di Depok 'Bikin Pusing'

Rep: C15/ Red: Yudha Manggala P Putra
Seorang pedagang menata dagangan cabainya. (ilustrasi)
Foto: Antara/Oky Lukmansyah
Seorang pedagang menata dagangan cabainya. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Musim penghujan ditambah kenaikan harga bahan bakar minyak membuat harga cabai di Kota Depok, Jawa Barat masih belum stabil. Harga cabai di sejumlah pasar tradisional di wilayah ini masih bekisar Rp 6.000 per setengah ons.

Buyung (25) pedagang cabai di pasar kemiri, Kemirimuka, Depok mengatakan harga cabai memasuki musim penghujan tidak stabil. Akhir november harga cabai memasuki harga Rp 90.000 per kilogram. Memasuki awal Desember harga cabai menjadi Rp 100.000 perkilogram.

Tak hanya harga melonjak, kualitas cabai pun menurun. Buyung mengeluhkan kualitas cabai yang mudah busuk. Padahal cabai rawit merah, misalnya, biasanya bisa bertahan hingga sore hari. Akibatnya dari 100 kilogram cabai yang ia beli, 12 kilogramnya harus terbuang karena busuk.

"Cabai lagi bikin pusing, saya gak berani stok banyak-banyak," ujar Buyung, Selasa (9/12).

Hal yang sama juga diakui oleh Rahma (50), pedagang cabai di pasar Kemiri, Kemirimuka, Depok. Rahma yang biasanya menyuplai cabai dan sayur mayur ke katering langganannya kini dibuat pusing dengan harga cabai yang belum juga stabil. Rahma juga kadang bingung menjualkan pada pembeli yang ngotot beli seharga dua ribu rupiah.

"Ya Allah, Rp 5.000 aja gak dapet setengah ons gusti.. masih aja ada yang mau beli dua ribu. Saya ngelus dada," ujar Rahma sembari mengelus dadanya ketika bercerita.

Meski begitu, para pedagang masih memperbolehkan mencampur cabai meski harga tak menentu. Setengah ons cabai dibandrol Rp 6.000 rupiah dengan komposisi 7 batang cabai rawit merah dan 4 batang cabai merah kriting.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement