REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Utusan Perserikatan Bangsa Bangsa untuk Suriah mengadakan pembicaraan "konstruktif" dengan kelompok pemberontak mengenai rencana untuk menangguhkan pertempuran di kota kedua Aleppo, kata juru bicaranya kepada AFP, Selasa.
Sehari setelah pertemuan Staffan de Mistura di Gaziantep, Turki, salah satu kepala pemberontak mengatakan ia menunggu "usulan tertulis PBB, dengan semua rinciannya, sebelum mengumumkan keputusan."
Juru bicara de Mistura itu, Juliette Touma, mengatakan bahwa utusan tersebut mengadakan pertemuan keenamnya "dengan perwakilan dari kelompok-kelompok bersenjata dan tidak bersenjata yang paling penting dari Aleppo menjadi konstruktif".
De Mistura mengumumkan rencananya untuk "membekukan" pertempuran pada akhir Oktober, setelah serangkaian upaya internasional gagal bernegosiasi mengakhiri konflik Suriah yang meletus pada Maret 2011 itu.
Dia telah mengatakan, Aleppo adalah "calon yang baik" untuk tawaran itu.
Aleppo telah dibagi antara kontrol rezim di barat dan kendali pemberontak di timur sejak pertengahan 2012.
Prakarsa de Mistura tidak mencakup "semua mekanisme yang diperlukan dan jaminan ", kata Qais Sheikh, kepala Dewan Komando Revolusioner (RCC), koalisi beberapa puluhan kelompok moderat dan kelompok oposisi dari kubu Islam.
Utusan "telah membangun rencananya pada serangkaian keyakinan yang berbeda dari kita," kata Sheikh, salah satu pemimpin yang bertemu dengan de Mistura.
"Jadi kami meminta dia untuk mengajukan rencana tertulis yang mencakup semua detail sehingga kita bisa mendiskusikannya di RCC dan dengan sekutu kami di oposisi," katanya.