Rabu 10 Dec 2014 11:26 WIB

Ebola Masih Menyebar di Sierra Leone dan Guinea

Tas bertulisan ebola yang dijual di Etsy.com
Foto: dok Etsy
Tas bertulisan ebola yang dijual di Etsy.com

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Lebih banyak tenaga kesehatan dibutuhkan untuk membantu penanganan epidemi Ebola yang menyebar cepat di barat Sierra Leone dan kedalaman hutan Guinea, kata pejabat senior Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Kematian akibat wabah Ebola di Afrika Barat telah meningkat menjadi 6.331 di tiga negara yang paling parah terdampak dengan Sierra Leone mengambil alih tempat Liberia sebagai negara dengan jumlah kasus terbanyak menurut Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO).

"Kami tahu wabah masih berkobar di barat Sierra Leone dan beberapa bagian pedalaman Guinea. Kita tidak bisa beristirahat," kata David Nabarro, Utusan Khusus PBB untuk Ebola.

Lebih banyak pusat perawatan dibuka di Sierra Leone tapi mereka perlu lebih banyak staf terlatih, katanya dalam konferensi pers, Selasa (9/12).

"Kita belum punya pusat-pusat perawatan yang berfungsi penuh dan tempat-tempat di mana orang-orang yang sakit bisa dijaga dari yang lain," katanya seperti dilansir kantor berita Reuters.

"Kita mengharapkan beberapa ratus tempat tidur mengalir beberapa pekan mendatang, dan itu akan membantu menenangkan situasi."

Nabarro mengatakan virus mematikan Ebola utamanya menyebar di ibu kota Sierra Leone, Freetown, dan Port Loko, tempat respons lebih intens diperlukan.

"Meski benci prediksi, saya percaya bahwa kecuali sesuatu secara radikal salah kita akan melihat perbaikan di sana (Freetown). Ini sedikit seperti Monrovia empat sampai enam pekan lalu dan saya pikir bahwa pasti akan membaik," kata ahli kesehatan veteran itu.

Ia mengatakan peningkatan penyebaran Ebola di Sierra Leone mencerminkan fakta bahwa komunitas kesukuan belum sepenuhnya menerima wabah dan bertindak untuk menghindari infeksi.

"Ada laporan yang datang dari tempat-tempat di mana orang yang sakit tinggal di rumah dan mungkin menyebabkan keluarga mereka terinfeksi," katanya.

Area bermasalah yang kedua, menurut dia, adalah bagian utara Guinea, daerah yang dikenal sebagai Guinea Forestiere, tempat epidemi bermula hampir setahun lalu.

"Kita sudah bekerja sangat dekat dengan Mali yang berusaha memastikan jika kasus barangkali melintasi perbatasan mereka bisa menanganinya dengan sangat cepat," katanya tentang kondisi Mali, yang melaporkan delapan kasus Ebola dan enam di antaranya mengakibatkan kematian.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement