Kamis 11 Dec 2014 21:45 WIB

Perlu Ada Edukasi Suporter Bola

Rep: c65/ Red: M Akbar
 Aksi para suporter PSIS Semarang.
Foto: Antara
Aksi para suporter PSIS Semarang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendukung fanatik sepakbola atau biasa disebut suporter seringkali membuat permasalahan. Bahkan, tidak sedikit suporter klub tertentu yang berani bertindak anarkis.

Seperti kasus perusakan kendaraan beberapa saat lalu di Jakarta dan Bandung antara Persija dan Persib. Hal tersebut dirasa Direktur Member's Development and stakeholder PSSI, Budi Setiawan, lantaran kurangnya edukasi dan pengaruh oknum yang menunggangi kedua klub.

Budi mengatakan, selama ini PSSI memiliki hubungan baik dengan pengurus suporter Persija dan diakuinya, mereka memiliki attitude baik. Hanya saja, pemuda tanggung yang seringkali memakai pakaian Persija membuat citra buruk suporter di mata masyarakat.

"Yang susah itu yang pemuda tanggung usia 14-an, mereka pakai baju persija pamit dari rumah untuk nonton tapi malah minum-minum," kata Budi dalam diskusi Kamisan Kementerian Pemuda dan Olahraga yang digelar di Kemenpora, Kamis (11/12).

Tidak hanya itu, Budi menjelaskan, suporter sudah tentu menjadi pendukung klubnya, namun Budi mengatakan, banyak pihak yang mengaku suporter namun justru enggan membayar tiket masuk pertandingan. Hal itu jelas dirasa tidak sesuai bagi Budi.

"Mereka pakai baju, bawa atributsaat pertandingan tapi tidak masuk melihat pertandingan," ungkapnya.

Sayangnya, PSSI tidak memiliki aturan pasti terkait suporter. Budi beralasan, suporter memiliki kaitan langsung dengan klub bukan kepada PSSI begitu juga dengan FIFA yang tidak memiliki aturan terhadap suporter di seluruh dunia. Namun, FIFA dan PSSI memeiliki kewenangan mengatur keselamatan dan keamanan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement