Jumat 12 Dec 2014 18:58 WIB

Muhammadiyah Minta Polri tak Tarik Ulur Keputusan Jilbab Polwan

Rep: cr02/ Red: Karta Raharja Ucu
Polisi Wanita (Polwan) saat mengikuti peragaan pakaian dinas untuk Polwan berjilbab yang digelar di Lapangan Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Jakarta Pusat (25/11).
Foto: Republika/Yasin Habibi/c
Polisi Wanita (Polwan) saat mengikuti peragaan pakaian dinas untuk Polwan berjilbab yang digelar di Lapangan Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Jakarta Pusat (25/11).

REPUBLIKA.CO.ID, CIPUTAT -- Ketua Badan Pengurus Lazis Muhammadiyah, Hajriyanto Y Thohari meminta Polri tegas dalam memutuskan kebijakan tentang peraturan jilbab untuk polisi wanita (polwan). Hajriyanto menilai hingga kini kebijakan jilbab untuk polwan masih belum menemukan titik temu.

"Tampaknya akan selalu terjadi tarik ulur atas jilbab polwan ini," kata Hajriyanto kepada ROL, Jumat (12/12).

Ia berpendapat penyelesaian permasalahan itu sangat sederhana. Polwan yang beragama Islam berhak memakai jilbab saat menjalankan tugasnya. Kepolisian, katanya, juga seharusnya tidak boleh melarang anggotanya bila mereka berkeinginan untuk memakai jilbab.  "Tidak boleh ada larangan seperti itu," ujar Hajriyanto.

Bila tidak, akan timbul pertanyaan dari masyarakat kepada Polri tentang alasan mereka tidak mengizinkan anggotanya untuk memakai jilbab. Hajriyanto berharap Polri segera memberikan keterangan serta keputusan mengenai aturan pemakaian jilbab bagi polwan.

"Mereka harus terus terang kepada publik, setuju atau tidak bagi Polwan untuk memakai jilbab, sudah itu saja," kata Hajriyanto.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement