REPUBLIKA.CO.ID, PAMEKASAN -- Kepolisian Resor Pamekasan, Madura, Jawa Timur, menarik personelnya dari lokasi carok yang terjadi pada 10 Desember 2014 di Desa Bandungan, Kecamatan Pakong, Selasa.
Carok merupakan perkelahian menggunakan senjata tajam yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
"Semua personel dari Polres Pamekasan telah kami tarik, tinggal personel Polsek Pakong yang masih melakukan patroli di sana," kata Kapolres AKBP Nanang Chadarusman, Selasa.
Ia menjelaskan penarikan personel polisi dari jajaran Polres Pamekasan itu karena situasi di Desa Bandungan kini sudah mulai reda. Polisi telah meminta bantuan tokoh masyarakat dan tokoh ulama di Kecamatan Pakong agar ikut mereda situasi kemanan di sana.
"Alhamdulillah, mereka bersedia membantu kami, ikut meredam suasana panas pascacarok disana," terang Kapolres.
Kendati demikian, pihaknya tetap waspada sehingga Polres Pamekasan tetap meminta Polsek Pakong untuk melakukan patroli di malam hari, di sekitar rumah korban dan pelaku carok lainnya.
Hal ini dimaksudkan agar jika terjadi pergerakan massa bisa diantisipasi oleh petugas, dan kejadian serupa tidak terulang lagi.
Dalam kasus carok itu ustaz bernama Sahlan Arif (39) warga Desa Bandungan, Pamekasan, menjadi korban.
Sahlan merupakan guru agama di pesantren Madu Kawan, Desa Palesanggar, Kecamatan Pegantenan, Pamekasan.
Ia menderita luka bacok di bagian tubuhnya bersama mertuanya Juma'ie (50).