REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat Barack Obama berencana menutup penjara Guantanamo Bay dalam dua tahun terakhir masa jabatannya.
"Saya akan melakukan segala yang saya bisa untuk menutupnya. Itu sesuatu yang justru menginspirasi ekstremis di seluruh dunia. Itu bertentangan dengan nilai-nilai kami," ujar Obama dalam wawancara dengan CNN, Ahad (21/12).
Sebelumnya Obama pernah berjanji menutup fasilitas penahanan Guantanamo Bay di Kuba tersebut saat berkampanye pada 2008. Namun, rencananya gagal saat kongres mengesahkan Undang-Undang yang melarangnya melakukan penutupan.
Obama telah memindahkan banyak tahanan ke negara lain dalam beberapa bulan terakhir. Dia mengatakan akan terus melakukannya karena kongres tidak mengizinkan tahanan Guantanamo dipindah ke penjara federal AS dengan pengamanan super ketat.
"Kami akan terus menempatkan mereka yang telah bebas atau memindahkan mereka ke negara yang mau menerima mereka," kata Obama.
Tantangan terberat yang dihadapi, adalah berurusan dengan kasus yang berat dimana mereka telah melakukan hal yang salah dan masih dianggap berbahaya.
"Saya pikir tidak masuk akal menghabiskan jutaan dolar untuk tiap individu ketika kami memiliki solusi yang lebih konsisten dengan nilai kami," ujar dia.
Obama menambahkan beroperasinya Guantanamo telah melemahkan keamanan nasional Amerika karena menyedot sumber daya yang mereka miliki, merusak hubungan dengan sekutu dan mitra kunci serta mendorong ekstremisme.
Pentagon mengatakan telah membebaskan empat warga Afghanistan dari penjara Guantanamo Bay. Mereka dikembalikan ke negara asalnya.
"AS berterima kasih kepada Republik Islam Afghanistan karena bersedia mendukung upaya AS menutup pusat penahanan Guantanamo Bay," ujar Pentagon.
Pemerintah AS mengatakan mereka bekerja cepat dalam tiga bulan untuk memenuhi permintaan dari pemerintah Afghanistan membebaskan empat warganya. Mereka adalah Mohammed Zahir, Shawali Khan, Abdul Ghani dan Khi Ali Gul.
Pembebasan tersebut menjadi semacam rekonsiliasi dan tanda membaiknya hubungan AS dan Afghanistan. Pemerintah Afghanistan tidak akan menahan empat orang tersebut.
Dewan Perdamaian Tinggi Afghanistan yang ditunjuk pemerintah mengonfirmasi pembebasan tersebut tanpa menyebut identitas mereka. Dewan mengatakan keempatnya akan segera bertemu dengan keluarganya.
Dewan juga meminta repatriasi delapan warga Afghanistan. Sebanyak 132 warga Afghanistan berada di Guantanamo tersebut.
"Kedutaan Besar AS percaya penuh pada kemampuan pemerintah Afghanistan memitigasi ancaman yang mungkin disebabkan individu tersebut dan memastikan mereka diperlakukan secara manusiawi. Pemindahan itu mencerminkan kedaulatan Afghanistan dan kepercayaan AS terhadap kekuatan pemerintah Afghanistan," ujar Kedutaan AS di Kabul dalam pernyataannya.
Masih ada 64 tahanan yang telah disetujui untuk dipindahkan di penjara yang dibuka 13 tahun lalu setelah serangan 11 September 2001 itu.