REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG-- Kabupaten Bandung Barat merupakan wilayah yang terdiri dari pegunungan dan perbukitan. Karena itu, wilayah tersebut dicap sebagai daerah yang rawan longsor. Selama satu bulan terakhir, ada delapan kasus kejadian longsor menimpa daerah pecahan kabupaten Bandung tersebut.
‘’Dalam satu bulan terakhir ini sudah ada delapan kejadian longsor. Dan terbaru kejadian tadi malam di Cipeundeuy,’’ kata Pakih, Kabid kedaruratan dan logistik, badan penanggulangan bencana daerah atau BPBD kabupaten Bandung Barat, saat dihubungi Republika, Selasa (23/12).
Pakih mengungkapkan, Dari delapan kasus longsor tersebut, diantaranya ada dikecamatan Cipongkor dengan 2 kasus, Sindangkerta ada 2 kasus, Cipeundeuy satu kasus, dan Cililin ada 3 kasus. Namun. Dari delapan kasus tersebut, Pakih mengaku belum menghitung jumlah korban dan kerugian material akibat longsor tersebut.
‘’Kejadian terakhir tadi malam sekitar pukul 7 malam, tapi tidak terlalu parah. Hanya menutup jalan raya Cipeundeuy–Cipatat yang mengarah ke Sarimukti selama beberapa jam, karena langsung ditangani oleh Beko. Kejadian tersebut juga tidak ada korban jiwa,’’ tambahnya.
Pakih juga mengatakan, kejadian paling parah adalah saat longsor dikecamatan Sindangkerta. Saat itu, dirinya mengatakan sebanyak lima hektar sawah tertimbun longsor. Walaupun tidak ada korban jiwa dan rumah yang tertimbun.
Untuk kawasan yang rawan bencana sendiri, Pakih menuturkan ada 16 kecamatan yang rawan longsor saat musim hujan. Karena itu, pihaknya menetapkan status darurat banjir dan longsor mulai dari bulan Desember hingga Februari mendatang.
‘’Kita sudah sosialisasikan kepada masyarakat untuk bersiap –siap apabila ada bencana. Sehingga mereka melakukan ronda setiap malam. Selain itu juga kami melibatkan aparat kepolisian dan TNI dalam melakukan mitigasi bencana,’’ ujarnya.