Rabu 24 Dec 2014 03:11 WIB

Kader Posyandu Diminta Tingkatkan Pola Hidup Sehat

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Hazliansyah
Sejumlah ibu suku Tengger di Gunung Bromo antre menimbang bayinya di Posyandu Desa Tosari, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Rabu (9/11).
Foto: ANTARA/Musyawir
Sejumlah ibu suku Tengger di Gunung Bromo antre menimbang bayinya di Posyandu Desa Tosari, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Rabu (9/11).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat terkait kesehatan akan berdampak pada kurangnya kesadaran masyarakat menerapkan pola hidup sehat. 

Oleh karena itu, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan meminta semua kader Posyandu yang ada di 52 ribu titik di Jabar mengarahkan dan memberikan petunjuk pada masyarakat tentang pola hidup sehat. 

"Ada sekitar 52.000 titik posyandu di seluruh Jawa Barat. Jika semuanya mensosialisasikan pola hidup sehat, maka akan semakin banyak lagi masyarakat yang sehat," ujar Heryawan Pada acara Pembukaan Pertemuan Evaluasi Semesteran Pendamping Kader Posyandu Provinsi Jawa Barat Tahun 2014, Senin petang (22/12).

Heryawan mengatakan, pola perilaku sehat menyumbangkan 35 persen pengaruh kesehatan masyarakat. Sedangkan 20 persen dari layanan kesehatan, 5 persen dari antisipasi penyakit turunan, dan 40 persen sisanya bergantung pada lingkungan yang sehat.  

Heryawan berharap pendamping kader Posyandu bisa lebih meningkatkan sosialisasi tentang pola hidup sehat. Juga membantu masyarakat menerapkannya di lingkungan masing-masing.

Dikatakan Heryawan, sosialisasi tentang hidup sehat tak harus dilakukan kepada ibu-ibu rumah tangga. Tetapi juga pada para kepala keluarga, sehingga informasi kesehatan akan tersebar rata.

Sementara menurut Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Barat, Netty Prasetyani, ibu-ibu di Jabar harus dapat menjadi pelaku dan subjek pembangunan. Sehingga, perempuan tidak lagi termajinalkan dan suaranya didengar serta kebutuhannya diperjuangkan oleh seluruh pemangku kepentingan.

Netty pun berharap, dapat melihat perempuan khususnya ibu-ibu yang berdaya dan cerdas. Sehingga, akan melahirkan anak-anak sebagai generasi yang mampu mengantarkan bangsa ini menjadi bangsa yang kuat. Yakni, bukan saja bangsa yang kuat karena banyak jumlah penduduknya.

''Tetapi dapat menjadi bangsa yang berkualitas dan unggul di mata dunia internasional,'' katanya. 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement