REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sudah tujuh hari berlalu. Namun banjir masih juga melanda di tiga kecamatan di Kabupaten Bandung, yaitu Dayeuhkolot, Baleendah, dan Bojongsoang.
Banjir ini membuat tidak kurang dari 36.000 rumah terendam dan 12.872 warga mengungsi di 30 titik pengungsian. Kepala pelaksana Harian BPBD Kabupaten Bandung, Marlan mengungkapkan, sejak Jumat pekan lalu, banjir menerjang 8 kecamatan. Namun, sebagian besar di antaranya sudah surut.
"Saat ini, banjir masih menerjang tiga kecamatan, yaitu Dayeuhkolot, Bojongsoang, dan Baleendah. Ketinggian air antara 30 cm hingga 3 meter lebih," katanya usai mendampingi Mendag meninjau korban banjir, di Baleendah, Kabupaten Bandung, Jumat (26/12).
Marlan mengatakan, Pemkab Bandung juga sudah menetapkan daerahnya darurat bencana alam pada 23 Desember lalu. Sejumlah petugas gabungan dari BPBD, Basarnas, TNI, kepolisian, relawan, dan mahasiswa juga ikut bersiaga di lokasi banjir untuk membantu pengungsi atau menjadi relawan.
Data terkini, ada 12.872 warga yang mengungsi di 30 titik. Di antara pengungsi, ada 998 balita, 661 lanjut usia, dan 97 ibu hamil. "Sampai sekarang, evakuasi juga masih dilakukan. Soalnya, masih banyak warga yang bertahan di lantai dua rumah mereka," ungkapnya.
Untuk membantu kebutuhan logistik bagi para pengungsi, BPBD juga mendirikan dapur umum di Baleendah. Setiap hari, ada 9.000 porsi makanan untuk korban banjir di Baleendah dan Dayeuhkolot. "Setiap malam, kami juga terus melakukan evaluasi untuk melakukan penanganan yang lebih baik bagi para korban banjir," ucap Marlan.
Banjir yang tak kunjung usai disebabkan hujan yang setiap hari mengguyur wilayah Bandung. Hampir setiap sore hari, hujan selalu turun, sehingga sungai Citarum terus meluap.