REPUBLIKA.CO.ID, MARTAPURA -- Sebanyak delapan desa di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan terendam air akibat meluapnya Sungai Riam Kiwa sehingga menyebabkan ribuan rumah penduduk dipenuhi air.
Camat Pengaron, Taufikurahman di Martapura, Selasa mengatakan, jumlah rumah yang terendam dan tersebar pada delapan desa di kecamatan itu sebanyak 1.625 rumah.
"Ribuan rumah terendam air akibat luapan air sungai dengan ketinggian bervariasi mulai dari setengah meter hingga dua meter atau mencapai bagian atap rumah," ujar camat.
Disebutkan, delapan desa yang terendam air sejak Senin (29/12) malam adalah Desa Pengaron, Lok Tunggul, Lubang Baru, Mengkaok, Atiim, Lumpangi dan Desa Antaruku.
Ia mengatakan, kondisi paling parah terjadi di Desa Pengaron dan Desa Benteng karena ketinggian air pada dua desa itu mencapai atap rumah sehingga tidak bisa ditinggali. "Pemilik rumah pada dua desa itu masih bertahan di atap rumah untuk menjaga barang berharga atau mencari tempat lebih tinggi dan tidak terlalu jauh dari rumah," ucapnya.
Menurut dia, ribuan rumah yang terendam air mengakibatkan 4.360 jiwa tidak bisa bertahan di dalam rumah dan mereka lebih memilih mencari tempat yang lebih tinggi. "Ribuan jiwa yang rumahnya terendam air terpaksa mencari tempat yang lebih tinggi dan mereka tetap bertahan di sekitar rumahnya, belum ada yang mengungsi," ujarnya.
Dikatakan, musibah yang dialami penduduk pada delapan desa sudah mendapat perhatian dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang menyiapkan bantuan. "Kepala BPBD Banjar sudah datang dan melihat langsung kondisi lapangan sehingga diharapkan bantuan bagi warga korban banjir bisa secepatnya disalurkan," kata dia.
Ditambahkan, saat ini ketinggian air pada delapan desa masih bertahan dan diperkirakan penurunannya cukup lambat karena hujan cukup lebat masih mengguyur kecamatan itu.
"Sejak siang hingga sore hari hujan cukup lebat mengguyur sehingga ketinggian air masih bertahan. Namun kami berharap hujan reda sehingga air bisa berkurang," katanya.