Sabtu 03 Jan 2015 06:53 WIB

Pemkot Surabaya Siapkan Pemakaman Korban Air Asia

 Jamaah Masjid Nasional Al AKbar di Surabaya melaksanakan Salat Ghaib, Jumat (2/1), untuk mendoakan korban kecelakaan pesawat Air Asia QZ-8501. (AP/Dita Alangkara)
Jamaah Masjid Nasional Al AKbar di Surabaya melaksanakan Salat Ghaib, Jumat (2/1), untuk mendoakan korban kecelakaan pesawat Air Asia QZ-8501. (AP/Dita Alangkara)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota Surabaya menyiapkan pemakaman jenazah korban jatuhnya pesawat Air Asia QZ8501 pada Minggu (28/12) yang merupakan warga setempat, salah satunya di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Keputih.

Petugas TPU Keputih Sanki Susanto, di Surabaya, Jumat (2/1), mengatakan pihaknya sudah menggali sebanyak 14 liang lahat untuk pemakaman para korban pesawat Air Asia QZ8501.

"Makam yang disiapkan ini hanya diperuntukkan bagi korban yang merupakan warga Surabaya," katanya.

Menurut dia, pihaknya hanya mendapat perintah menggali 14 liang lahat di kawasan Blok W dan Blok I komplek TPU Keputih. Dari 14 liang lahat yang telah disiapkan ini, enam lubang di antaranya diperuntukkan bagi penumpang beragama Nasrani, lima lubang beragama Islam dan tiga lubang untuk yang beragama Buddha.

Namun tidak menutup kemungkinan liang lahat atau makam itu akan ditambah apabila keluarga korban banyak yang menginginkan korban dimakamkan di TPU Keputih.

Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Pemkot Surabaya Chalid Bukhori membenarkan jika pihaknya telah menyiapkan pemakaman bagi korban Air Asia. "Sebetulnya tidak di TPU Keputih saja, namun di kawasan lain juga ada. Tapi saat ini baru dipusatkan di Keputih," katanya.

Hal sama juga dikatakan Kabag Humas Pemkot Surabaya M. Fikser. Ia mengatakan Pemkot Surabaya menggratiskan seluruh biaya untuk makam yang disiapkan bagi korban pesawat Air Asia.

"Saat ini belum ada konfirmasi dari pihak keluarga korban yang bersedia dimakamkan di TPU Keputih. Pemkot hanya menyiapkan jika sewaktu-waktu dibutuhkan," katanya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement