REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dualisme kepengurusan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) membuat peringatan Hari Lahir (Harlah) dilaksanakan di dua tempat. PPP hasil Muktamar Jakarta merayakan Harlah di gedung DPP PPP, sedangkan kepengurusan hasil muktamar Surabaya merayakan di gedung Joeang.
Senior dan tokoh-tokoh partai berlambang Ka'bah banyak yang datang ke Harlah PPP kubu Djan Faridz di DPP PPP. Antara lain, dijadwalkan akan hadir mantan ketua umum Suryadharma Ali dan Hamzah Haz, serta tokoh yang menjadi panutan Kiai Maimun Zubair (Mbah Moen). Yang menarik, perayaan Harlah di Gedung Joeang oleh kubu Romahurmuziy dihadiri oleh perwakilan pemerintah, yaitu Menteri Koordinator Politik, Hukum dan HAM (Menkopolhukam), Tedjo Eddy Purdijatno.
Ketua DPP PPP hasil muktamar Jakarta, Djafar Alkatiri menilai tidak masalah jika Menkopolhukam datang ke perayaan Harlah kubu Romahurmuziy. Menurutnya, harus dipastikan dulu apakah Tedjo Eddy Purdijatno datang sebagai individu atau mewakili unsur pemerintah. Yang pasti, kehadiran Tedjo Eddy di perayaan Harlah PPP kubu Romy tidak membebani kader PPP kubu Djan Faridz.
"Sebab, kehadiran yang bersangkutan tidak ada implikasi hukum apapun di proses hukum pengadilan," kata Djafar saat dihubungi Republika, Selasa (6/1).
Djafar menambahkan, tidak adanya perwakilan dari unsur pemerintah yang datang di perayaan Harlah di kantor DPP PPP karena kepenguruaan Djan Faridz tidak mengundang pihak luar. Pembukaan rangkaian perayaan Harlah ke-42 PPP kubu Djan Faridz hanya untuk internal kader.
"Justru tokoh yang benar-benar tokoh PPP banyak yang hadir di kantor DPP PPP nanti," imbuh Djafar.
PPP hasil Muktamar Jakarta dan Hasil muktamar Surabaya sama-sama menggelar peringatan Harlah partai dengan kegiatan pembukaan di 5 Januari 2015. Puncak acara peringatan Harlah PPP Djan Faridz rencananya akan dilaksanakan akhir pekan ini, sedangkan bagi kubu Romy, puncak perayaannya akan dilakukan dengan kegiatan jalan santak di Serang, Banten.