REPUBLIKA.CO.ID, ALMATY -- Muslim Uighur menemukan tempat barunya di Khazakhstan. Setelah pembatasan Tiongkok terhadap Muslim Uighur membuat mereka memilih meninggalkan Xinjiang dan mencari tempat baru yang lebih menerima keberadaan umat Islam.
“Muslim Uighur juga ingin menjalankan ajaran agamanya dengan leluasa,” tutur Imam Masjid Kubah Biru, Imam Ali Knanat di Almaty seperti dilansir On Islam, Kamis (8/1)
“Di Tiongkok ada kontrol yang ketat, sehingga kami melihat orang Uighur berdatangan kemari saat Ramadhan untuk beribadah, berpuasa, serta menimba ilmu tentang Islam yang lebih banyak,” tuturnya.
Imam mengatakan setiap tahunnya terutama saat Ramadhan, Muslim Uighur dari Xinjiang berdatangan ke Almaty. Sebab di tempat asalnya, Muslim Uighur dikenakan sanksi untuk mengenakan jilbab, memelihara janggut, dan memperingati Ramadhan.
Meski harus menempuh perjalanan sejauh 380 km, kedatangan Muslim Uighur disambut hangat oleh umat Islam di Kazakhstan.
Dengan kedatangan Muslim Uighur ke Khazakhstan meningkatkan hubungan baik kedua negara. Bahkan hal ini membantu Cina yang memiliki rencana untuk membangun kembali jalur sutra kuno.
Sekitar 70 persen perdagangan Cina berada di Asia tegah, Khazakhstan merupakan salah satu mitra bisnis terbesar Cina di mana negri tirai bambu itu menjadi investor terbesar di sektor Migas di Khazakstan.