Kamis 08 Jan 2015 12:17 WIB

Polisi yang Tewas dalam Penyerangan Charlie Hebdo adalah Muslim

Rep: c01/ Red: Mansyur Faqih
Sebuah lilin dinyalakan sebagai pernyataan berduka cita terhadap penembakan terhadap kantor majalah Charlie Hebdo di Paris, Prancis.
Foto: ap
Sebuah lilin dinyalakan sebagai pernyataan berduka cita terhadap penembakan terhadap kantor majalah Charlie Hebdo di Paris, Prancis.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Ada dua polisi yang gugur dalam penyerangan kantor majalah Charlie Hebdo. Seorang di antaranya, diketahui merupakan seorang Muslim bernama Ahmed Merabet.

Daily Caller melansir, Merabet (42 tahun) tewas saat penyerangan terhadap kantor Charlie Hebdo, Rabu (7/1). Pembunuhan terhadap Merabet sempat terekam dalam video. 

Dalam video tersebut Merabet sedang terbaring di tepi jalan dan memohon agar tak diserang. Namun, pelaku penyerangan tersebut justru menembaknya dalam jarak dekat.

Tewasnya Merabet meninggalkan seorang istri. Merabet merupakan seorang polisi patroli yang bertugas di wilayah ke-11. Yaitu, lokasi penyerangan terhadap Charlie Hebdo terjadi.

Polisi lainnya yang juga gugur dalam penyerangan tersebut belum diketahui identitasnya. Namun, polisi tersebut diketahui berusia 49 tahun. 

Ia merupakan polisi yang datang ke lokasi karena memiliki tugas untuk melindungi pemred Charlie Hebdo, Stéphane “Charb” Charbonnier. Baik polisi tersebut maupun Charb tewas dalam penyerangan Charlie Hebdo.

Dalam Islam, membunuh merupakan hal yang dikecam, terlebih jika membunuh sesama Muslim. Namun, kelompok ekstremis malah menjustifikasi perbuatan itu.

Ada sekitar 5-10 persen populasi Muslim di Prancis. Salah satu akademisi dan pengamat Timur Tengah Juan Cole menyatakan Muslim di Prancis merupakan populasi Muslim paling sekuler di dunia. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement