Kamis 08 Jan 2015 13:46 WIB

Malaysia Diminta Contoh Kebijakan Indonesia Soal Wisatawan Tiongkok

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Hazliansyah
Wisatawan memadati Pantai Pandawa, Kab. Badung, Bali, Ahad (2/11).  (Antara/Fikri Yusuf)
Wisatawan memadati Pantai Pandawa, Kab. Badung, Bali, Ahad (2/11). (Antara/Fikri Yusuf)

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Presiden Direktur Malaysian Association of Tour & Travel Agents (MATTA), Hamzah Rahmat mengharapkan parlemen dan pemerintah Malaysia mengikuti jejak Indonesia memberlakukan kebijakan bebas visa bagi wisatawan Cina. 

Pasalnya, ini berguna untuk mendorong lebih banyak kunjungan wisatawan Negari Tirai Bambu tersebut ke Malaysia.

"Saya merasa parlemen harus mempertimbangkan saran ini, sebab Yuan saat ini jauh lebih kuat daripada Ringgit," kata Hamzah, dilansir dari AstroAwani, Kamis (8/1).

Mata uang Ringgit Malaysia telah terdepresiasi hingga 11 persen sejak Agustus tahun lalu. Menurut Hamzah, ini akan memberikan insentif besar bagi wisatawan mancanegara (wisman) untuk datang ke Malaysia.

"Yuan lebih kuat dibandingkan Ringgit dan ini akan memberikan wisman Cina daya beli lebih tinggi," tambahnya.

Meski demikian, kata Hamzah, ada dampak negatif dari depresiasi Ringgit Malaysia saat ini. Perusahaan wisata lokal yang menawarkan tujuan luar negeri diperkirakan akan menghadapi masa-masa sulit karena Ringgit melemah. Hamzah mengatakan, sebagian operator wisata harus meningkatkan harga paket liburan mereka untuk membuat buffer jika Ringgit terus terjun bebas. 

Indonesia telah lebih dulu memberlakukan kebijakan bebas visa untuk wisman dari lima negara di dunia, yaitu Cina, Rusia, Jepang, Australia, dan Korea Selatan. Hal ini dalam rangka mendongkrak angka kunjungan wisman yang ditargetkan 20 juta orang pada 2019 nanti. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement