REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN-- Kelompok anti-imigran Jerman, Partai Alternatif Jerman (AFD) dan Patriotik Eropa Melawan Islamisasi Barat (PEGIDA), mengatakan serangan di Paris menunjukkan ancaman kekerasan yang dilakukan Islam.
Ketua AFD Regional Alexander Gauland mengatakan, pertumpahan darah ini membuktikan bahaya Islam. "Ini memberi pengaruh baru pada tuntutan PEGIDA," katanya seperti dilansir Reuters, Kamis (8/1)
Dalam laman Facebooknya PEGIDA mengatakan, mereka telah memperingatkan selama 12 pekan dan kejadian tersebut terjadi di Prancis. "Apa tragedi ini harus terjadi di Jerman?" ungkap PEGIDA.
Namun, Kanselir Angela Merkel mengutuk komentar AFD, sebagai komentar buruk yang memecah Eropa. Selama ini Merkel dan pemerintahannya telah mengutuk gerakan PEGIDA, yang telah menarik 18 ribu demonstran.
Menteri Dalam Negeri Jerman Thomas de Maiziere juga mengatakan pada Rabu, serangan di Paris tak ada hubungannya dengan Islam. "Ekstremis dan teroris Islam merupakan sesuatu yang sama sekali berbeda dengan Islam. Penting untuk menggarisbawahi perbedaan di masa-masa seperti ini," ujarnya.
Para pemimpin nasional telah meminta masyarakat untuk menghindari aksi demonstrasi seperti yang dilakukan PEGIDA. Merkel mengatakan, aksi tersebut hanya dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kebencian di dalam hati mereka.