REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Bursa calon ketua umun Partai Amanat Nasional (PAN) memunculkan dua nama, Hatta Rajasa dan Zulkifli Hasan. Dari dua nama tersebut, Hatta Rajasa dianggap lebih berpeluang untuk kembali menjadi orang nomor satu di partai berlambang matahari ini.
Guru Besar Ilmu Politik Universitas Indonesia, Maswadi Rauf mengatakan dilihat dari pengaruh internal dan eksternal PAN, Hatta lebih dikenal dan mumpuni dibanding Zulkifli Hasan. Selain itu, Hatta memiliki keunggulan sebagai Ketua Umum incumbent yang lebih luas untuk merangkul kader daerah dibanding Zulkifli Hasan.
"Saya pikir Hatta lebih unggul baik dilihat dari dalam maupun dari luar partai," kata Maswadi Rauf pada Republika, Kamis (8/1).
Maswadi mengatakan, Hatta masih punya keinginan kuat untuk maju kembali menjadi Ketum PAN. Ini dapat dimanfaatkan oleh Hatta kalau sejak awal sudah mengkonsolidasikan pengurus di daerah untuk mendukungnya.
Sosok Amien Rais sebagai Majelis Pertimbangan Partai (MPP) yang memiliki kecenderungan untuk melanggengkan tradisi ketum hanya satu periode, tidak akan terlalu berpengaruh terhadap dukungan pengurus di daerah pada Hatta.
Menurut Maswadi, tradisi PAN itu dibangun bukan menjadi aturan yang legal di AD/ART. Jadi, kalau Hatta Rajasa kembali maju di bursa ketum PAN, tidak ada yang salah dan tidak ada yang dilanggar.
Bahkan tradisi seperti ini juga pernah dilakukan partai Golkar. Namun, akhirnya tradisi itu dipatahkan juga.
Ia menambahkan, suara Amien Rais tidak akan mengubah dukungan jika sejak awal Hatta sudah menjalin konsolidasi dengan baik. Meskipun ada pengaruh, tapi tidak terlalu besar.
Amien, kata Maswadi, ingin melanggengkan tradisi itu karena dia sudah memiliki pilihan dari dua calon tersebut. Namun, diprediksi tidak akan ada calon ketum lain selain Hatta Rajasa dan Zulkifli Hasan.