REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Fahri Hamzah angkat bicara mengenai insiden penyerangan kantor redaksi media Charlie Hebdo di Perancis. Menurutnya tindakan ini adalah aksi brutal yang bertentangan dengan Islam.
Akar lain dari permasalahan ini adalah persoalan jurnalisme barat yang terlampau bebas. Untuk itu Fahri menyarankan harus ada konvensi dari Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), agar penistaan terhadap agama dalam simbol-simbol apapun dilarang.
"Jadi ini dua masalah yang harus dibedakan. Teror apapun tidak diperbolehkan. Tapi juga penyelesaian harus dicari dari akar masalahnya," ujarnya di Kompleks Parlemen, Jumat (9/1).
Fahri menjelaskan, dalam konteks ini dengan adanya kebebasan pers bukan berarti bisa melakukan apa saja termasuk penistaan agama. Tetapi di sisi lain, tidak berati penyelesaiannya lewat jalur kekerasan.
Sebelumnya, dua hari yang lalu, terjadi penembakan oleh beberapa orang tak dikenal terhadap sejumlah wartawan di kantor redaksi Charlie Hebdo. Dalam insiden itu, menyebabkan 12 orang meninggal. Media ini sempat mencuat namanya karena beberapa pemberitaan yang mengandung penghinaan terhadap Nabi Muhammad.