REPUBLIKA.CO.ID,UNGARAN — Gas elpiji isi 3 kilogram (tabung melon) kembali sulit didapatkan warga di sejumlah kecamatan yang ada di Kabupaten Semarang.
Sejumlah warga mengakui, kebutuhan gas elpiji tabung melon untuk memasak, terpaksa mereka harus inden beberapa hari di warung- warung pengecer. “Kalau beruntung hanya sehari. Tapi terkadang bisa inden sampai tiga hari,” kata Suyatmi (40), warga Kelurahan Temenggungan, Kecamatan Ambarawa, Jumat (9/1).
Kondisi seperti ini, jelasnya, sudah berlangsung sejak beberapa pekan terakhir, tepatnya menjelang hari raya Natal, beberapa waktu lalu. Beberapa pengecer yang coba dikonfirmasinya pun mengaku tak tahu menahu penyebab sulitnya gas elpiji tabung melon ini.
Akibatnya, aktivitas dapur Suyatmi pun menjadi terganggu. “Karena tak ada gas maka saya juga tak bisa memasak,” ujarnya.
Hal yang sama diungkapkan Murni (34), warga Desa Suruh, Kecamatan Suruh. Menurutnya, gas elpiji tabung melon juga sulit didapatkan di beberapa pengecer.
Tak jarang setok gas tabung melon ini datangnya juga telat. Kondisi ini sudah terjadi sejak Jumat (2/1) lalu, di kecamatan yang berbatasan dengan Kota Salatiga ini.
Untuk mendapatkan gas elpiji tabung melon, terkadang ia harus mencari di beberapa pengecer yang ada di Kota Salatiga.
“Walaupun harganya relatif lebih mahal, berkisar Rp 16 ribu hingga Rp 18 ribu per tabung, yang penting dapat elpiji,” ungkapnya.
Di wilayah lain, gas elpiji tabung melon juga mulai sulit didapatkan di Kecamatan Ungaran Timur, Beringin dan Kecamatan Sumowono.
Sementara itu, salah seorang pemilik pangkalan gas elpiji tabung melon di Kecamatan Suruh, Istajib (53) mengakui gas elpiji rumah tangga ini tidak mengalami kelangkaan.
Karena pasokan dari agen umumnya masih tetap lancar. Namun kondisi ini dipicu oleh lonjakan permintaan gas elpiji tabung melon sejak akhir tahun 2014 lalu.
“Pasokan tidak berubah dan tetap lancar. Namun karena permintaan melonjak, stok gas yang datang langsung habis,” ujarnya.