REPUBLIKA.CO.ID, GAZA - Kelompok Islam Palestina Hamas mengutuk tragedi teror dalam serangan terhadap kantor majalah Prancis Charlie Hebdo. Melalui sebuah pernyataan yang dikutip AFP, Hamas menekankan bahwa perbedaan pendapat dan pemikiran bukan sebagai alasan untuk membenarkan pembunuhan.
Pernyataan Hamas ini sekaligus membantah pernyataan perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu yang membandingkan serangan terhadap Paris dengan aksi Hamas menembakkan roket kepada warga sipil Israel.
"Nentanyahu menghubung-hubungkan perlawanan kami dengan terorisme global," ujar sebuah pernyataan dari Hamas.
Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki mewakili Presiden Palestina Mahmud Abbas mengungkapkan duka citanya terhadap serangan tersebut. Ia mengatakan rakyat Palestina ikut bersimpati dengan serangan yang terjadi di Prancis.
Menurutnya, dalam waktu dekat akan ada delegasi umat muslim dan Kristen Palestina yang akan berkunjung ke Prancis untuk menyampaikan rasa solidaritas ini.