Ahad 11 Jan 2015 12:26 WIB

Ini Dua Bagian Penting dari Kotak Hitam

Rep: C85/ Red: Indira Rezkisari
Black box (illustration)
Foto: gizmodo.com.au
Black box (illustration)

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALAN BUN - Kotak hitam pesawat Air Asia QZ 8501 berhasil ditemukan lokasinya. Kepala Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Tatang Kurniadi pun memberi penjelasan tentang pentingnya menemukan kotak hitam.

Menurut Tatang, dalam setiap kotak hitam terdapat dua bagian penting. Bagian pertama adalah FDR atau Flight Data Recorder dan CVR atau Cockpit Voice Recorder. "Fungsi keduanya berdekatan tetapi beda," jelas Tatang.

FDR berfungsi untuk merekam parameter pergerakan pesawat. Tatang menyebut, angka atau parameter dalam operasi penerbangan pesawat merekam sejak terbang hingga mendarat. Meski demikian, alat ini memiliki durasi rekam tertentu. Dalam alat ini direkam angka ketinggian jelajah, kecepatan pesawar, kapasitas isi bahan bakar, dan lainnya. Hal hal teknis terekam dalam alat ini.

Sedangkan CVR berfungsi untuk merekam suara yang ditimbulkan oleh pesawat. Terutama yang terekam adalah percakapan antara pilot dan kopilot, serta pramugari. "Suara mesin, roda, bahkan piring pecah di kabin pun bisa terekam," ujar Tatang.

Hasil rekaman inilah yang nantinya akan dianalisis. Investigasi berdasarkan rekaman percakapan pilot dan kopilot sangat penting, selain juga rekaman data penerbangan dan analisis dari puing yang ditemukan.

Kotak hitam memiliki berat kurang lebih 5 kilogram. Pada badan kotak hitam terdapat sekrup yang apabila terjadi kecelakaan akan mudah dilepas. Terpasang pula baterai yang memiliki daya tahan selama enam tahun. Setiap enam tahu satu kali, pihak maskapai berkewajiban untuk mengganti baterai kotak hitam. Baterai inilah yang menjadi sumber sinyal atau ping. Apabila terjadi kecelakaan atau terkena air, bagian ini akan mengeluarkan sinyal agar mudah ditemukan oleh tim penyelamat.

Gelombang sinyal yang dikirim baterai pada frekuensi 73,5 KHz dengan keras 50 Desibel. Pinger ini didesain dapat bertahan selama satu bulan bertahan untuk mengirim sinyal ping kepada tim penolong. "Plus minus lah. Kalau baru ya 30 hari lebih dikit," ujar Tatang.

Apabila pesawat jatuh di darat, maka sinyal ping bisa dengan mudah terdeteksi dari Pos KNKT atau ATC di Jakarta. Namun, karena hilang kontak terjadi dan tanpa sinyal ping, maka pesawat jatuh ke dalam laut, seperti kasus Air Asia ini. Bunyi ping sendiri merambat dalam gelombang 4,05 GHz.

Dalam kasus Air Asia, sinyal ping terdeteksi dalam jarak 500 m hingga 1 km dari titik ekor pesawat. Dengan demikian, maka tim SAR gabungan akan menurunkan ROV atau Remotely Operated Vehicle untuk membantu penemuan kotak hitam. Alat ini menyerupai kapal selam tanpa awak yang dilengkapi dengan senter dan kamera bawah air. Namun, alat ini pun masih terkendala oleh kuat arus. Bila arus lebih besar dari 2 knot, kinerja alat ini akan sangat terganggu.

Kotak hitam menjadi harapan terbesar untuk bisa mengungkap misteri di balik jatuhnya Air Asia QZ 8501. Bila investigasi usai, harapannya adalah bangsa ini bisa belajar dari kesalahan yang terjadi. Agar setiap penerbangan di atas kepulauan ini bisa lebih aman.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement