REPUBLIKA.CO.ID, YAOUND -- Kelompok garis keras Nigeria, Boko Haram, meluncurkan serangan ke pangkalan militer di barat laut Kamerun. Akibatnya ratusan warga mengungsi dari daerah itu.
"Begitu orang mendengar tembakan pertama mereka melarikan diri dari kota. Tembakan-tembakan itu sangat berat," kata seorang warga Kolofata seperti dinukil AFP.
Pangkalan militer itu juga didiami kalangan elit polisi, tentara, dan tempat-tempat pemerintah lokal. Polisi mengkonfirmasi serangan itu, tetapi tidak ada informasi segera mengenai adanya korban.
Boko Haram telah memegang kendali puluhan kota dan desa di timur laut Nigeria dalam enam bulan terakhir. Saat ini kabarnya mereka mengontrol wilayah perbatasan negara bagian Borno dann Niger, Chad dan Kamerun.
Keuntungan teritorial telah menyebabkan kekhawatiran dan kerugian total kendali pemerintah di wilayah tersebut. Presiden Nigeria Goodluck Jonathan dikritik karena dinilai gagal mengakhiri pemberontakan.
Para pejuang Boko Haram mulai mengirimkan semakin banyak pejuang ke tetangga Kamerun pada tahun lalu. Lebih dari 13 ribu orang tewas dalam konflik di timur laut Nigeria sejak Boko Haram meluncurkan pemberontakan pada 2009. Sedangkan ratusan ribu warga lainnya harus kehilangan tempat tinggal.
Bulan lalu Kamerun mengirim pesawat tempur untuk tindakan melawan para pejuang Boko Haram Nigeria untuk pertama kalinya. Pengiriman itu setelah kekuatan besar jihad menyeberangi perbatasan dan menyita sebuah kamp militer.
Pemimpin Boko Haram, Abubakar Shekau, pekan lalu mengancam Kamerun di dalam pesan video di YouTube. Ia memperingatkan nasib yang sama akan menimpa negara itu seperti Nigeria.
Kolofata telah menjadi target Boko Haram sejak beberapa kesempatan, terutama Juli lalu ketika beberapa orang tewas. Sebanyak 27 orang lainnya, termasuk istri seorang wakil perdana menteri, telah diculik, ditahan selama sepekan dan kemudian dibebaskan.