Selasa 13 Jan 2015 18:39 WIB

Soal BG, Insting Jokowi Sebagai Presiden Dinilai Lemah

Rep: C87/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
 Presiden Joko Widodo mengamati sejumlah helikopter yang ditampilkan di Pameran Alutsista TNI AD, kawasan Silang Monas, Jakarta, Rabu (17/12).(Antara/Widodo S. Jusuf)
Presiden Joko Widodo mengamati sejumlah helikopter yang ditampilkan di Pameran Alutsista TNI AD, kawasan Silang Monas, Jakarta, Rabu (17/12).(Antara/Widodo S. Jusuf)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden RI Joko Widodo diminta segera membatalkan pencalonan Budi Gunawan sebagai calon Kapolri. Budi Gunawan telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). KPK menduga ada transaksi tidak wajar yang dilakukan Budi Gunawan.

“Harus ada proses seleksi ulang untuk pengisian calon Kapolri,” kata pengamat politik dari Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma), Said Salahudin, melalui rilis kepada media, Selasa (13/1).

Said menambahkan preseden tersebut menunjukan insting politik Jokowi sebagai seorang Presiden lemah. Menurutnya, seorang pemimpin negara sudah semestinya punya kemampuan untuk membuat kalkulasi-kalkulasi karena Presiden sebagai pengambil keputusan dan kebijakan negara.

Sementara itu, Kompolnas sebagai pihak yang mengusulkan nama Budi Gunawan kepada Presiden menurutnya patut dicurigai tidak bekerja secara profesional. Seharusnya Kompolnas lebih dahulu melakukan kajian mendalam untuk mengetahui detail sosok Budi Gunawan. Sehingga sampai pada kesimpulan orang tersebut tidak layak diusulkan kepada Presiden sebagai calon Kapolri.

Said juga menilai, intelijen negara tumpul. Meskipun kerja KPK sangat rahasia, lanjutnya, intelejen seharusnya sudah bisa mendeteksi dan memprediksi kemungkinan Budi Gunawan akan ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK. Sebab, salah satu fungsi intelijen adalah menghimpun data dan informasi, menganalisa, kemudian melaporkan hasil kerjanya kepada Presiden.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement