Rabu 14 Jan 2015 23:53 WIB

Kapal Singapura dan AS Akan Tinggalkan Operasi Evakuasi Air Asia

Kepala Basarnas Marsekal Madya FH Bambang Soelistyo.
Foto: Antara
Kepala Basarnas Marsekal Madya FH Bambang Soelistyo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) F Henry Bambang Soelistyo mengatakan kapal bantuan asing dari Singapura dan Amerika Serikat akan meninggalkan daerah operasi pencarian korban pesawat AirAsia QZ8501 mulai Kamis.

"Besok (15/1), kapal Singapura dan kapal Amerika akan meninggalkan operasi pencarian" ujar Soelistyo di kantor Pusat Basarnas, Jakarta, Rabu (14/1).

Pemulangan dua kapal Singapura dan dua kapal Amerika menandakan berkurangnya kekuatan asing dalam di daerah pencarian. Namun menurut ia, pencarian korban AirAsia masih akan dibantu oleh satu kapal asing yang berasal dari Cina.

"Kapal Tiongkok ini baru beberapa hari di sini, selain itu mereka datang dari jauh, jadi masih saya pertahankan untuk tetap membantu," kata Soelistyo.

Kapal Cina tersebut tetap akan diikutsertakan untuk sebanyak-banyaknya menemukan korban pesawat yang diduga masih berada di dalam perairan Selat Karimata, Kalimantan Tengah.

Sebelumnya, Basarnas telah melakukan pengurangan bantuan asing sejak Jumat (9/1), dimana kapal bantuan Pemerintah Jepang, yaitu JS Ohnami dan JS Takanami yang berada di bawah komando Divisi Keenam Pasukan Bela Diri Laut Jepang (JMSDF) dikembalikan.

Selain itu, kapal Rusia serta para penyelamnya dan sebuah kapal Singapura, dikatakan Soelistyo, sudah mulai meninggalkan kegiatan evakuasi korban dan puing Pesawat AirAsia sejak beberapa hari lalu.

Selanjutnya, bantuan pesawat dari Pemeritah Korea Selatan mulai Senin (12/1) juga tidak lagi berpatroli membantu Tim SAR gabungan, yang kemudian disusul dua kapal Malaysia pada Selasa (13/1).

Menurut ia, pengurangan ini dilakukan karena bantuan yang dibutuhkan Tim SAR gabungan telah menurun,sehingga beberapa kapal dari luar negeri sudah dapat meninggalkan area operasi.

Pengurangan yang dipertimbangkan berdasarkan hasil evaluasi operasi pencarian ini ditujukan agar pencarian lebih efisien karena kegiatan di lapangan juga akan menurun.

"Tentu, kita ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada negara-negara sahabat yang telah membantu kita," katanya lebih lanjut.

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement