REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Badan SAR Nasional mengalami kesulitan untuk melakukan komunikasi dengan tim gabungan yang melakukan evakuasi dua jenazah yang diduga korban kecelakaan pesawat Airasia QZ8501 di Pulau Maradapan, Kecamatan Pulau Sembilan, sekitar 120 mil selatan Kotabaru, Kalsel.
"Sampai saat ini kami belum bisa berkomunikasi dengan tim evakuasi yang menggunakan Kapal KP Sadewa maupun Kapal Polisi 2003, karena di lokasi tidak ada signal telepon seluler," kata Rescuer Pos SAR Kotabaru, M Imam Nazarudin di Kotabaru, Kamis.
Dia menjelaskan sekitar pukul 09.00 WITA, tim gabungan yang terdiri atas petugas Pos SAR Kotabaru, Satpolair Polres, TNI AD, dan TNI AL Lanal Kotabaru, dan yang lainnya berangkat menggunakan Kapal KP Sadewa milik Mabes Polri, berangkat ke Pulau Maradapan.
Selain KP Sadewa dengan Kapten Yulianto, tim juga memberangkatkan satu buah kapal Polisi 2003 dengan kapten Ajun Komisaris Polisi Tamran, untuk membantu evakuasi di lapangan.
"Menurut perkiraan, dua kapal yang memiliki kecepatan sekitar 12 knot tersebut akan tiba di Pulau Maradapan sekitar pukul 12.00 WITA, dan setelah selesai memindahkan mayat kedua kapal langsung bertolak menuju Pelabuhan Kotabaru," tuturnya.
Imam menambahkan kedua kapal akan tiba di Pelabuhan Kotabaru sekitar pukul 17.00 Wita, rencananya mayat langsung dipindahkan dari kapal ke pesawat Casa untuk dibawa ke Juanda Surabaya.
Perwira Seksi Administrasi dan Logistik Lanal Kotabaru, Kapten Darsono menerangkan saat berita ini diturun kapal sudah sampai di perairan sekitar Pulau Maradapan, tetapi masih belum berani merapat akibat gelombang tinggi.
"Mungkin bisa sampai dinihari baru tiba di Pelabuhan Kotabaru," tandasnya.