REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Seorang pria asal Sydney yang didakwa dengan pasal kepemilikan bom rakitan yang diamankan polisi dari kamar tidurnya ditolak permohonan jaminannya oleh Pengadilan Magistrasi setempat. Polisi meyakini bom tersebut dirancang untuk mencederai dan membunuh orang karena dibungkus dengan pecahan peluru.
Pria berusia 22 tahun, Harley Roy Turnbull, hadir di persidangan di Pengadilan Lokal Penrith melalui sambungan video dan bersaksi didepan hakim magistrasi Dorelle Pinch yang sudah menyatakan menolak menyetujui permohonan jaminannya. Kesaksian di persidangan menyebutkan Turnbull berencana meledakan bom rakitan itu di tempat umum dan menggunakannya sebagai "pembuka percakapan".
Perangkat itu dibalut perekat/lakban dan memiliki kabel biru yang dililitkan dibom tersebut. Polisi penyelidik, Sersan Ben Seabury mengatakan di dalam bom rakitan itu terdapat 50 bola peluru. Menurut Seabury, bom itu dirancang untuk mencederai atau membunuh dan akan menjadi bencana besar jika jadi diledakan di tempat publik.
Hakim Magistrasi Pinch mengatakan belum jelas siapa yang memberikan bom buatan itu kepada Turnbull.
Pengacara Turnbull, Brad Mallinson mengatakan kliennya meyakini kalau bom rakitan itu adalah petasan atau sesuatu yang bisa ditempatkan pada kue ulang tahun. Mallinson juga menambahkan kliennya tidak pernah menyentuh bom rakitan itu karena dia tidak tahu sebenarnya benda itu apa.
Namun polisi mengatakan ada bukti kalau Turnbull mengetahui kalau itu adalah detonator.
Ibu Turnbull menemukan paket mencurigakan berwarna hitam di rumah mereka di Werrington pada Selasa lalu dan memanggil polisi.
Paket itu kemudian diperiksa oleh pakar forensik dan dibawa ke taman terdekat dan diledakan dengan aman.
Mallinson mengatakan kliennya akan berjuang menolak dakwaan untuk dirinya tersebut, kliennya juga merupakan penderita gangguan skizofernia dan penerima bantuan pensiun remaja disabilitas.
Pengadilan juga mendengar kalau Turnbull menggunakan narkoba ketika diamankan petugas.
Hakim Magistrasi Pinch menduga ada faktor yang berkontribusi dalam kasus ini. "Tidak mungkin orang yang berpikir logis dan rasional mau menempatkan alat peledak seperti ini diruang tidurnya," katanya.
Setelah menolak permohonan jaminan yang diajukan Turnbull, hakim magistrasi Pinch mengatakan kemungkinan besar Turnbull akan mendapat vonis yang berat jika terbukti memang merupakan pemilik dan pembuat dari bom yang ditemukan di kamar tidurnya tersebut.
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Disclaimer:
Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement