Senin 19 Jan 2015 09:10 WIB

Metode Jagung

ustaz yusuf mansur
Foto: damanhurizuhri/republika
ustaz yusuf mansur

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ustaz Yusuf Mansur

Inget waktu kecil? Ngelepek burung dara? sebenernya ada yang lebih efektif, dan dapatnya banyak. Pakai jagung. Dalam urusan tangkap burung, biar burung itu di angkasa, susah dijangkau mestinya, tapi kalo pakai cara, bisa juga.

Jagung diaurin, nanti burung pada datang, memakan jagung yang kita aurin. Sebagai penangkap yang baik, kudu sabar. Jangan langsung ditangkap, bisantar kabur. Biar saja mereka menikmati jagung itu dan nggak merasa sedang diboongin.

Ulangi hari kedua, hari ketiga, dan kita akan dapati hari keempat, burung itu akan nyaman berada di dekat kita, dan kita di dekat burung tersebut.

Hari ke lima ke atas, burung dara itu malah sudah bisa bertengger di tangan dan atau di pundak kita. Sebagian burung dara, kalo kita rutin ngasihnya, pada jam yang sama, mereka akan datang duluan. Kayak tahu, nungguin kita ngaurin jagung.

Kisah masa kecil ini, saya pakai untuk mendorong kawan-kawan untuk bisa punya rumah tahfidz. pakai metode ngaurin (tebar) jagung.

Kita bikin makanan yang murah meriah, nggak mesti mahal. Misalnya, bubur kacang hijau, terus umumin ke anak-anak sekitar rumah kita. "Datang ya. Ntar sore. Kita makan bubur kacang hijau..."

Jangan diumumkan: terima santri yang mau menghafal Alqur'an. Nggak ada yang datang, kecuali sedikit. Umumkan makan-makan saja.

Pada sore yang dijanjikan, anak-anak datang. Kasih aaja dulu kacang hijaunya. Sebelum pulang, mereka kita suruh baca satu-dua ayat Surat ar Rahman. Dikit aja. Pandu mereka kalo bisa. kalo nggak bisa, suruh siapa yang bisa untuk mandu.

Kira-kira lima kali, mereka pasti hafal dah, dan mereka pasti ridho, sebab dah kenyang. Setelah selesai beritahu. "Besok datang lagi ya. Besok pakai roti deh. Dua ayat yang sudah dihafal jangan sampe dilupain ya. Ok ditunggu besok.

Biar saja mereka datang dengan segala kepolosannya. Besok sorenya, anak-anak pasti akan datang lagi. Nah, hidangkan lagi kacang hijaunya. Kali ini, pakai roti. sesuai janji. Terus ulangi lagi dua ayat kemarin plus tambah tiga ayat baru. Kan pakai roti, tambah satu ayatlah, bukan dua, tapi anak-anak bakalan tetap ridho.

Sementara nunggu besok, kita beli sepeda gunung yang besoknya diperlihatkan ke anak-anak. Begitu datang dan makan bakso, misalnya, tunjukin tuh sepeda. "Hafalin sampai 30 ayat ya, surah ar Rahman. Seminggu dikasih waktu. Kemari lagi minggu depan. Kita makan-makan lagi."

Kita kasih tau, yang hafal sampe 30 ayat, namanya bakal diundi. Yang keluar, dapat hadiah sepeda gunung ini. Dijamin juga. insyaa Allah mereka akan berjuang. Begitu seterusnya.

Insyaa Allah, burung di angkasa saja bisa ketangkap. Apalagi anak-anak yang ada di daratan. Kembangkan lagi dengan kreatifitas dan doa kawan-kawan. Penuhi setiap komplek, setiap RT/RW, di Indonesia ini, dengan rumah-rumah tahfidz.

Nggak bisa bikin yang menginap, bikin yang pulang pergi. Nggak bisa, bikin yang seminggu sekali. Nggak bisa juga, support-lah mereka yang bisa, dengan mengambil posisi yang menyediakan kacang hijau, bakso, sepeda-sepeda gunung, dan lain-lain dukungan.

Khairukum, man ta'allamal Qur'aana wa 'allamah. (sebaik-baik kalian, yang belajar dan mengajarkan al Qur'an). Semoga Allah angkat Indonesia dengan sebab kita dakwahkan dan syiarkan Alqur'an ini.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement