REPUBLIKA.CO.ID, DELHI -- Kelompok radikal di India diduga sedang menyulut peperangan. Dalam sepekan terakhir, sedikitnya tiga Muslim tewas dan puluhan rumah terbakar dalam serangan kelompok radikal pada umat agama lainnya.
Seperti yang dikutip laman IslamOnline, kelompok radikalis India telah melakukan ekspolitasi. Mereka telah melakukan kesewenang-wenangannya terhadap umat lain.
"Mereka merasa bahwa mereka telah berhasil membentuk pemerintah," kata Pengusaha Muslim, Ashfaq Qazmi di distrik Unnao, Uttar Pradesh, India, Selasa (20/1).
Menurut Ashfaq, kelompok radikal telah menganggu suasana kedamaian negara. Mereka menginginkan pemerintah tetap menggunakan kebijakannya berdasarkan suatu agenda tertentu.
"Mereka ingin mengeksploitasi perpecahan agama dan itulah sebabnya mereka mengeluarkan permintaan seperti itu," kata Ashfaq.
Ashfaq Qazmi merupakan penduduk di distrik Unnao, wilayah yang merupakan tempat asal politikus Sakshi Maharaj. Sakshi dianggap sebagai orang yang telah membangkitkan kontroversi terbaru di India setelah terpilih menjadi anggota DPR.
Pemimpin kontroversial itu telah melakukan kebijakan seperti meminta wanita untuk menghasilkan sedikitnya empat anak. Ini dilakukan agar negara India tidak menjadi bangsa yang didominasi Muslim.
Pernyataan dan kebijakan Sakshi ini telah menyebabkan kecurigaan dari pemimpin partai-partai oposisi. Mereka menilai Sakshi sedang berusaha untuk mengeksploitasi celah antara agama demi keuntungannya. Bahkan, partainya sendiri pun mempertanyakan pernyataan dan kebijakannya itu.