Rabu 28 Jan 2015 13:47 WIB

Jepang Kecam Video Ancaman ISIS

Rep: AP/Lida Puspaningtyas/ Red: Julkifli Marbun
Warga Jepang yang ditawan ISIS
Foto: VOA
Warga Jepang yang ditawan ISIS

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengecam video terbaru yang dikeluarkan ISIS pada Selasa (28/1) siang. Ia menyebut video yang berisi ancaman pembunuhan sandera tersebut sangat tercela.

Dalam video terbaru, ISIS mengancam akan membunuh kedua sandera, Kenji Goto asal Jepang dan Mu'ath al-Kaseasbeh asal Yordania. Kecuali, mereka mau melepaskan tahanan Yordania, wanita asal Irak, Sajida al Rishawi dalam waktu 24 jam.

"Ini adalah tindakan yang sangat tercela, saya sangat terkejut," kata Abe pada reporter ketika memulai pertemuan kabinet pada Rabu (28/1) pagi, seperti dilansir dari AFP. Ia kemudian menginstruksikan pada semua menteri untuk bekerjasama membawa pulang Goto lebih awal.

Sementara, dikutip BBC, deputi menteri luar negeri Jepang Yasuhide Nakayama terus bernegosiasi dengan pemerintah Yordania. Dalam video terbaru, Goto terlihat memegang foto Kassaebeh. Rekaman suara yang diduga adalah suara Goto memperingatkan bahwa Yordania menghalangi pembebasannya.

Goto mengatakan mereka akan dibunuh dalam waktu 24 jam jika Rishawi tidak dibebaskan. Ia juga mendesak pemerintah Jepang untuk menekan Yordania. Deputi kepala sekretaris kabinet Jepang Katsunobu Kato mengatakan pemerintah percaya bahwa video tersebut asli.

Rishawi adalah wanita anggota Al Kaidah. Ia didakwa hukuman mati di Yordania karena terlibat dalam serangan bom yang menewaskan 60 orang pada 2005.

Batas akhir yang dimiliki pemerintah Jepang dan Yordania adalah Rabu sekitar pukul 11 malam. Pada Selasa malam, ratusan rekan dan pendukung pembebasan pilot Yordania bergabung dalam protes di depan kantor Perdana Menteri di Amman.

Mereka mendesak pemerintah memenuhi permintaan ISIS. "Keselamatan Mu'ath berarti kestabilan Yordania, jika ia meninggal, maka Yordania akan kacau," kata ayah Kasaebeh.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement