Jumat 30 Jan 2015 06:23 WIB
Piala Afrika 2015

Mali Tersingkir dari Piala Afrika Lewat Undian

Red: M Akbar
Mali's Seydou Keita (L) challenges Guinea's Boubacar Fofana during their 2015 African Cup of Nations Group D soccer match in Mongomo January 28, 2015.
Foto: REUTERS/Mike Hutchings
Mali's Seydou Keita (L) challenges Guinea's Boubacar Fofana during their 2015 African Cup of Nations Group D soccer match in Mongomo January 28, 2015.

REPUBLIKA.CO.ID, MALABO -- Nasib Mali di Piala Afrika telah ditentukan pada Kamis (29/1) waktu setempat ketika ketua asosiasi sepak bola mereka Boubacar Diarra memilih bola yang "keliru" dari mangkuk, dan membuat mereka tersingkir ketika Guinea justru memenangi satu posisi di delapan besar.

Dua bola diletakkan di mangkuk kaca di depan eksekutif Konfederasi Sepak Bola Afrika di hotel Malabo ketika undian yang terjadi ini dilakukan oleh CAF untuk mengundi nasib dua negara yang menyelesaikan Grup D dengan raihan nilai dan produktifitas gol yang sama.

Sepasang ofisial yang terlihat tegang dari kedua negara berjalan ke panggung setelah mendapat pengarahan singkat dari presiden CAF Issa Hayatou, yang mengekspresikan penyesalannya bahwa satu tempat di perempat final harus ditentukan dengan cara seperti ini.

Dua lembar kertas dengan tulisan "dua" dan "tiga" ditempatkan dalam dua bola berwarna hijau, sebelum Diarra dan Amara Dabo, Direktur Keuangan Kementrian Olahraga Guinea, mengambil pilihan mereka masing-masing.

Wajah Diarra terlihat menyesal saat bola yang diambilnya memperlihatkan tulisan "tiga," sedangkan Dabo berseri-seri saat ia menyadari Guinea melaju sebagai runner up dari Pantai Gading di Grup D untuk tampil di perempat final melawan Ghana di Malabo pada Minggu.

Presiden asosiasi sepak bola Mali berupaya keras menyembunyikan emosinya setelah meninggalkan undian.

"Rasanya kejam untuk tersingkir di fase ini dengan tim yang kami miliki," kata Diarra kepada Reuters. "Selama 20 tahun, Mali tidak memiliki tim seperti yang satu ini."

Mali finis di posisi ketiga pada dua Piala Afrika terakhir.

"Kami memainkan pertandingan kualifikasi di luar Guinea. Kami memainkan seluruh pertandingan kandang kami di Maroko," kata Menteri Pemuda Moustapha Naite mengacu kepada virus Ebola yang membuat timnya dilarang bermain di negara sendiri selama fase kualifikasi.

"Tidak ada seorang pun yang memperkirakan kami untuk berada di sini. Saya tentu melihat hal ini dapat menjadi tanda yang benar-benar bagus. Kami memiliki tim yang dapat melakukannya karena mereka telah membuktikannya dalam tiga pertandingan pertama. Kami dapat melaju sepanjang jalan."

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement