REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Jabar, Ono Surono, menyebutkan, pada pekan terakhir Januari 2015, ada sekitar 50-60 kapal berukuran 30 GT ke atas di Desa Karangsong, Kecamatan/Kabupaten Indramayu yang belum beroperasi lagi. Pasalnya, penghapusan subsidi solar membuat beban pemilik kapal maupun anak buah kapal (ABK) menjadi bertambah berat.
Ono mengatakan, kapal berukuran 30 GT ke atas di Karangsong selama ini beroperasi dengan pola bagi hasil antara pemilik kapal dan ABK. Dengan selisih harga solar senilai Rp 3.000 per liter, dipastikan akan memengaruhi pendapatan para ABK yang hanya Rp 1,5 juta – Rp 3 juta per bulan. Menurutnya, para ABK pasti akan merasa keberatan karena pendapatan mereka akan berkurang dari yang selama ini biasa mereka terima.
Namun, Ono mengakui belum bisa menyebutkan dampak kebijakan pencabutan subsidi BBM terhadap produksi ikan di TPI. Pasalnya, dampak tersebut baru akan terasa dua sampai tiga bulan mendatang.