REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Bagi sebagian masyarakat Barat, hijab merupakan simbol terampasnya hak perempuan. Hijab dianggap pula menghambat kemajuan perempuan. Apa benar?
Ditengah gelombang penolakan hijab di Eropa, bermunculan Muslimah berhijab yang mampu unjuk gigi menepis segala bentuk stereotip negatif. Di Bosnia misalnya, Amra Babic menjadi Wali Kota perempuan Muslim pertama di negeri Balkan.
Perlu Anda ketahui, tidak mudah bagi Muslim Bosnia untuk menegaskan jati dirinya. Pada masa pemerintahan Turki Ustmani, Islam menjadi bagian yang tak terpisahkan bagi warga Bosnia. Ketika kekuasaan Kesultanan Usmani berakhir umat Islam dipaksa menjadi ateis.
Ini kemudian menjadi ancaman terhadap perempuan Muslim Bosnia, termasuk Babic, dalam upaya menegaskan identitasnya. "Aku warga Eropa, aku seorang Muslim. Ini identitas saya," kata dia ketia diwawancarai The Washington Post beberapa tahun lalu.
Babic mengatakan apa yang lihat masyarakat dari luar mungkin hanyalah jilbab. Tapi masyarakat tidak tahu kekuatan apa yang ada didalamnya. Sebuah kekuatan untuk tidak melakukan hal buruk. "Dalam menjalani hidup. Aku selalu bicara dalam bahasa kejujuran bukan bahasa kebencian," kata dia.