REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman, Mafilindati Nuraini menghimbau kepada warga Sleman meningkatkan kewaspadaan terhadap Demam Berdarah Dengue (DBD).
Pasalnya, satu orang meninggal pada 5 Januari lalu di Berbah dari 54 kasus DBD sepanjang bulan ini.
Dia menerangkan, status Kondisi Luar Biasa (KLB) tentang DBD di berbagai darah harus dilakukan pencegahan dini. Sehingga, di Sleman tidak terjadi peningkatan jumlah penderita DBD yang mengakibatkan KLB.
Menurut dia, angka penderita DBD sejak tahun 2013 hingga 2015 di periode Januari mengalami penurunan. Pada 2013 penderita DBD sebanyak 133. Sedangkan pada 2014 sebanyak 74 dan tahun ini 54. Dengan begitu, kondisi di Sleman terkait DBD belum masuk ke dalam status KLB.
Karena, penetapan kasus KLB ketika penderita DBD meningkat dua kali lipat dalam periode yang sama. "Pendataan akan terus dilakukan karena di awal tahun selalu memilki kecenderungan meningkat," ujar dia, di ruang kerjanya, Selasa (3/2).
Seperti diketahui, DBD disebarkan melalui nyamuk Aedes Aegypti ke tubuh manusia. Jenis nyamuk tersebut menggigit tubuh manusia yang kemudian menyebarkan virus dengue.
Menurut Mafilindati, kondisi kelembapan memengaruhi meningkatnya DBD. Iklim yang sejuk pada saat musim hujan juga dapat meningkatkan DBD. Dari kondisi tersebut, perkembangan jentik dari nyamuk tersebut bisa meningkat.
Di Sleman sendiri, beberapa wilayah yang kasus penderita DBD selalu tertinggi yaitu, Gamping, Godean, Depok, Melati, dan Kalasan. Lima kecamatan tersebut seringkali menempati urutan teratas di Sleman dalam jumlag penderita DBD.
Untuk itu, dia menghimbau agar masyarakat melakukan pencegahan DBD dengan Menguras, Mengubur, Menutup atau 3M. Selain itu, dia juga menghimbau agar memperhatikan tempat yang mudah tergenang air.
Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Sleman, Novita Krisnaeni mengatakan, pihaknya sudah meminta kepada petugas kesehatan di Puskesmas di beberapa wilayah agar selalu waspada. Hal itu menangani warga yang terjangkit DBD sehingga dapat segera dilayani.
Sosialisasi terkait pencegahan DBD ke masyarakat, sudah gencar dilakukan. Misalnya, terkait pola hidup bersih dan sehat. "Langkah-langkah pencegahan kepada tempat sarang nyamuk juga dilakukan," katanya.