REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Rencana kebijakan Gubernur untuk memperbolehkan kendaraan pribadi masuk jalur busway, dianggap keliru oleh anggota DPRD DKI. DPRD DKI menilai jalur Transjakarta itu harus dijaga agar tetap steril.
"Itu kebijakan panik dan putus asa dari Gubernur," tutur Wakil Ketua DPRD Jakarta dari Fraksi Gerindra, Muhammad Taufik pada ROL, Selasa (3/2). Menurutnya Gubernur Basuki Tjahaja Purnama harus terus berjuang untuk menyadarkan masyarakat dan petugas tentang jalur khusus Transjakarta yang tidak boleh dilalui kendaraan pribadi, meski mereka membayar.
Jika jalur tersebut boleh dilewati kendaraan pribadi, maka keberadaan Transjakarta tidak ada gunanya. Sebab, pasti akan macet karena penuh kendaraan pribadi.
Taufik menyampaikan, dulu ketika kendaraan pribadi masuk, Ahok justru ribut dan jadi orang yang vokal untuk sterilisasi jalur Transjakarta. Sekarang ini ia malah melanggar sikap atau terkesan menelan ludah sendiri.
Anggota legislatif DKI dari fraksi PKS, Tubagus Arif menyampaikan hal yang sama. "Pa Ahok tidak berkomitmen dengan Perda yang ada," tuturnya.
Ia mengatakan bahwa sterilisasi jalur busway sudah diatur dan disetujui oleh beberapa pihak seperti, Polda, Kementerian Perhubungan, Satpol PP, dan Pemprov DKI. Kalau Ahok terus kekeuh dengan kebijakannya, berarti ia sedang mengingkari kesepakatan yang telah dibuat.
Arif menambahkan, seharusnya Pemprov mampu memastikan bahwa jarak runway Transjakarta adalah lima menit sekali. Sedangkan sekarang jarak kedatangan bus Transjakarta sangat jauh.
Oleh itu, sebaiknya Ahok fokus untuk mengelola permasalahan ini dengan baik. Bukan menggunakan kekosongan tersebut sebagai jalur kendaraan pribadi. "Jika terus seperti itu, artinya Gubernur berpihak pada orang-orang yang membayar pajak besar. Pa Ahok harus memahami jalur Busway sebagai sarana transportasi massal," ungkap Arif.