REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Uni Emirat Arab (UEA) memutuskan untuk menarik diri dari pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) dalam melawan ISIS. Pejabat AS mengonfirmasi hal tersebut pada Rabu (4/2) kemarin.
Keputusan UEA diduga menyusul kejadian yang menimpa Pilot Yordania, Muath Al-Kasaesbeh, yang dibakar hidup-hidup oleh ISIS setelah ditangkap pada Desember lalu. Pejabat AS yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan UEA telah menangguhkan partisipasinya dalam kampanye udara pimpinan AS.
"Saya dapat mengkonfirmasikan bahwa UEA telah menangguhkan serangan udara tak lama setelah pesawat pilot Yordania itu tewas, tapi biarkan saya jelaskan bahwa UEA tetap menjadi mitra penting dan berharga terhadap koalisi," kata seorang pejabat.
AS mengatakan koalisi mencakup lebih dari 60 negara, melaksanakan berbagai tugas, termasuk serangan militer, bantuan kemanusiaan, propaganda dan menindak keuangan ISIS. Arab Saudi, Qatar, Yordania dan Bahrain juga berpartisipasi dalam serangan udara di Suriah. Sedangkan, Australia, Inggris, Kanada dan Perancis telah bergabung operasi AS terhadap sasaran ISIS di Irak.
Presiden AS Barack Obama telah berusaha untuk mengajak partisipasi negara-negara Arab dalam melawan ISIS untuk menghindari kesan bahwa kampanye itu adalah sebuah usaha yang melibatkan kekuatan-kekuatan Barat saja.