REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Kebijakan jam malam yang telah berlaku selama hampir satu dekade lamanya berakhir Sabtu (7/2) di Baghdad, Irak. Perdana menteri Haider Al Abadi mengatakan ia berusaha mengembalikan keadaan ibu kota menjadi normal.
Empat wilayah tetangga Baghdad pun akan di demiliterisasi atau zona bebas dari senjata. Juru bicara menteri dalam negeri, Brigadir Jenderal Saad Maan mengatakan demiliterisasi akan berlaku di distrik Khadimiya, Adhamiya, Mansour dan Saidiya.
Demiliterisasi akan melarang penggunaan senjata berat, menutup beberapa pos pemeriksaan dan mengizinkan pasukan keamanan lokal lebih berwenang di area tersebut daripada unit pasukan nasional. Abadi memerintahkan demiliterisasi sejak pekan lalu, setelah pasukan bersenjata yang memprotes dugaan penculikan bentrok dengan pasukan keamanan.
Beberapa bentuk kebijakan jam malam sebelumnya telah diterapkandi Baghdad sejak invasi koalisi yang dipimpin AS untuk menggulingkan Saddam Hussein pada 2003. Jam malam telah menghalangi kegiatan komersil dan gerakan warga sipil dari aktifitas malam hari. (baca: Irak Hapus Jam Malam)
Jam malam dimulai pada 21.00 waktu setempat hingga 05.00. Aturan itu telah diterapkan selama lebih dari tujuh tahun. Jam malam mulai diterapkan pada 2004 dengan pihak keamanan patroli di Baghdad dan sekitarnya.
Dalam konferesi pers pada Kamis, Abadi juga memerintahkan jalan-jalan utama yang tadinya diblokade, dibuka kembali untuk pejalan kaki dan lalu lintas kendaraan. Netralisasi ibukota ini diumumkan pasca pertemuan Abadi dengan pasukan keamanan.
Menurut juru bicara PM Abadi, Rafid Jaboori, Baghdad telah cukup aman untuk mengakhiri jam malam. ''Baghdad berada dalam ancaman nyata hanya pada beberapa bulan lalu, namun sekarang Baghdad cukup aman,'' kata dia pada Reuters.
Serangan mematikan sering terjadi di Baghdad. Empat bom meledak di pusat distrik pada Selasa lalu dan menewaskan sembilan warga sipil. Serangan bom di pasar pada Jumat juga setidaknya menewaskan 12 orang.
''Hidup terus berjalan meski Irak perang dan kami ingin membebaskan sisa wilayah negeri,'' kata Jaboori. Pengamat Timur Tengah, Sebastian Usher mengatakan berita ini disambut baik banyak orang di Baghdad. Masyarakat akan merasakan kembali hidup normal.
Jam malam juga ditiadakan di Karbala, kota di bagian selatan Baghdad. Ada kemungkinan peniadaan jam juga dilakukan di provinsi lainnya dalam waktu dekat. Namun, kota utara Kirkuk baru mulai memberlakukan jam malam sejak adanya ancaman dan serangan ISIS.
ISIS telah menyerang Baghdad sejak pertengahan 2014 setelah menyisir ibukota dari utara dan barat. Pejuang Kurdi dan militan Shi'ite berhasil memukul mundur kelompok radikal tersebut. Meski ancaman tidak sepenuhnya berakhir, mereka berhasil menguranginya.