REPUBLIKA.CO.ID, PRIGEN -- Forum Konservasi Satwa Liar Indonesia atau Foksi mengemukakan seharusnya merak hijau menjadi identitas atau ikon Jawa Timur, bukan ayam bekisar.
"Merak hijau itu hanya ada di Jawa Timur. Foksi sudah mengusulkan ini sejak lama dan terakhir tahun lalu, tapi kalah sama bekisar," kata Penasihat Foksi Tony Sumampau di sela-sela Orientasi Wartawan Konservasi (OWA-K) di Taman Safari (TSI) II Prigen, Pasuruan, Jatim, Jumat (6/2).
Ia menjelaskan bahwa habitat merak hijau tersebar dari Jawa Timur bagian barat hingga ke timur, yakni Taman Nasional Baluran di Kabupaten Situbondo. Keindahan bulu merak hijau yang biasa digunakan untuk hiasan kesenian Reog Ponorogo itu sudah diakui oleh masyarakat dunia.
"Kalau merak hijau dijadikan identitas Jawa Timur, nanti akan ada perhatian terhadap satwa yang populasinya terus berkurang karena bulunya digunakan untuk hiasan Reog ini. Ini memerlukan perjuangan agar semua pihak bisa mendukung," katanya.
Ia mengemukakan kesenian Reog saat ini tidak hanya ada di Ponorogo, melainkan sudah menyebar ke seluruh daerah, termasuk ke Jakarta dan luar Jawa. Bahkan kesenian tersebut juga ada di Malaysia sehingga kebutuhan bulu merak hijau akan terus bertambah.
"Kalau merak hijau ini tidak mendapat perhatian, maka lama-lama bisa punah karena bulunya terus dibutuhkan. Sementara ayam bekisar yang dijadikan identitas Jawa Timur saat ini sebetulnya tidak memiliki nilai konservasi sama sekali. Karena ayam bekisar itu hasil silangan ayam domestik dengan ayam hutan dan bukan asli," katanya.